Singaraja (Antaranews Bali) - Bupati Buleleng, Bali, Putu Agus Suradnyana melirik sektor pertanian sebagai upaya pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahtraan masyarakat.

"Kepala desa dan jajarannya harus membuka ruang diskusi di desa dengan mengundang beberapa orang atau pakar pertanian dari fakultas pertanian dan berdiskusi tentang kemajuan pertanian," kata Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Rabu.

Desa Gobleg merupakan desa ke delapan yang ditunjuk sebagai wakil dari Kecamatan Banjar pada Lomba Desa Tingkat Kabupaten Tahun 2018.

Ia mengatakan sangat mengapresiasi Pemerintah Desa (Pemdes) dalam pemberdayaan masyarakat dan dengan apa yang telah ditampilkan, baik itu dari industri bersekala kecil maupun kelompok - kelompok usaha masyarakat yang harus diberdayakan.

Ia mengatakan dalam mengentaskan kemiskinan harus dimulai dari bawah yaitu dari desa, dan lomba desa merupakan evaluasi dari kinerja kepala desa dan jajarannya.

"Khususnya kepala desa dan perangkatnya agar memiliki pola pikir yang cerdas untuk memajukan desa sesuai dengan apa yang dimiliki," ungkapnya.

Dalam memajukan desa, kepala desa dan jajarannya harus menggali potensi desa, baik itu potensi alam maupun sumber daya manusianya.

"Jika nanti kepala desa dan jajarannya mampu mengembangkan hal tersebut, niscaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahtraan masyarakat akan tercapai," jelasnya.

Sementara, Kepala Desa Gobleg, Gusti Ngurah Rony menyampaikan per-Desember 2017 penduduk berjumblah 6995 kepala keluarga dan dalam melaksanakan pembangunan pihaknya telah bersinergi dengan lembaga dan organisasi yang adadi daerah itu.

Menurut dia, masih banyak kendala - kendala di Desa Gobleg yang harus diperbaiki, baik dalam pelayanan masyarakat, pemberdayaan masyrakat, pengembangan sumber daya manusia, dan sumber daya alam yang ada.

Hal itu, dapat dilihat dari terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk mengelola sumberdaya alam yang ada, sarana dan prasarana desa yang belum memadai seperti sarana kesehatan, pendidikan dan kurangnya lembaga ekonomi yang memfasilitasi hasil dari produk pertanian dan perkebunan di Desa Gobleg.

"Karena itu, pertanian adalah sektor yang paling difokuskan, hal ini dilihat dari sebagian besar warga desa berprofesi sebagai petani cengkeh, kopi, jeruk dan berbagai jenis tanaman hortikultural lainnya," kata Rony. (WDY)

Pewarta: Krishna Arisudana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018