Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia mendorong sumber pendapatan baru khususnya dari sektor pertanian dan pariwisata sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat meski tingkat inflasi di Bali mencapai 2,91 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kekuatan ekonomi Bali didominasi akomodasi, makan dan minum (pariwisata), pertanian, transportasi dan konstruksi yang perlu terus didorong," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Causa Iman Karana di Denpasar, Jumat.
Menurut Causa, upaya promosi pariwisata diharapkan terus dilakukan untuk mendongkrak ekonomi Bali mengingat sektor itu menjadi penopang utama meski terjadi erupsi Gunung Agung yang tidak berdampak langsung kepada seluruh destinasi wisata di Pulau Dewata.
"Harus diberikan informasi apa adanya ke dunia luar bahwa yang terdampak bukan Bali secara umum tetapi radius 12 kilometer. Masih ada destinasi lain layak dikunjungi dan aman," ucapnya.
Dengan begitu, kata dia, sumber pendapatan masyarakat masih bergerak sehingga dapat meningkatkan daya beli.
Selain itu, sektor pertanian, lanjut pria yang akrab disapa CIK itu, juga potensial untuk digali optimal di antaranya untuk komoditas kopi dan kakao.
Untuk komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai, pihaknya telah membentuk "klaster" pertanian organik sehingga dapat mendorong ekonomi masyarakat.
Demikian juga dengan sektor pertanian dalam arti luas seperti perikanan, kata CIK, juga harus didorong sebagai sumber penghasilan masyarakat mengingat volume produksi ikan tangkap dan budidaya yang naik dua persen dibandingkan tahun lalu mencapai 60 ribu ton.
Upaya lain, lanjut Causa, dengan menjaga stabilitas harga sehingga tidak membuat inflasi.
Sementara itu, Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali Ketut Sudikerta mengatakan untuk menjaga inflasi, pihaknya berencana mengadakan pasar murah dan operasi pasar mengantisipasi lonjakan komoditas tertentu.
"Perlu ada operasi pasar dan sidak ke gudang. Di pasar juga perlu pasar murah di pasar tertentu sehingga terjadi kestabilan harga," ucapnya.
Wakil Gubernur Bali itu menambahkan koordinasi dengan pemerintah daerah lain dan instansi terkait seperti Bulog juga intensif dilakukan untuk memastikan ketersediaan kebutuhan pokok.
Distribusi barang kebutuhan pokok juga dilakukan untuk memastikan ketersediaan pasokan di masyarakat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kekuatan ekonomi Bali didominasi akomodasi, makan dan minum (pariwisata), pertanian, transportasi dan konstruksi yang perlu terus didorong," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Causa Iman Karana di Denpasar, Jumat.
Menurut Causa, upaya promosi pariwisata diharapkan terus dilakukan untuk mendongkrak ekonomi Bali mengingat sektor itu menjadi penopang utama meski terjadi erupsi Gunung Agung yang tidak berdampak langsung kepada seluruh destinasi wisata di Pulau Dewata.
"Harus diberikan informasi apa adanya ke dunia luar bahwa yang terdampak bukan Bali secara umum tetapi radius 12 kilometer. Masih ada destinasi lain layak dikunjungi dan aman," ucapnya.
Dengan begitu, kata dia, sumber pendapatan masyarakat masih bergerak sehingga dapat meningkatkan daya beli.
Selain itu, sektor pertanian, lanjut pria yang akrab disapa CIK itu, juga potensial untuk digali optimal di antaranya untuk komoditas kopi dan kakao.
Untuk komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai, pihaknya telah membentuk "klaster" pertanian organik sehingga dapat mendorong ekonomi masyarakat.
Demikian juga dengan sektor pertanian dalam arti luas seperti perikanan, kata CIK, juga harus didorong sebagai sumber penghasilan masyarakat mengingat volume produksi ikan tangkap dan budidaya yang naik dua persen dibandingkan tahun lalu mencapai 60 ribu ton.
Upaya lain, lanjut Causa, dengan menjaga stabilitas harga sehingga tidak membuat inflasi.
Sementara itu, Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali Ketut Sudikerta mengatakan untuk menjaga inflasi, pihaknya berencana mengadakan pasar murah dan operasi pasar mengantisipasi lonjakan komoditas tertentu.
"Perlu ada operasi pasar dan sidak ke gudang. Di pasar juga perlu pasar murah di pasar tertentu sehingga terjadi kestabilan harga," ucapnya.
Wakil Gubernur Bali itu menambahkan koordinasi dengan pemerintah daerah lain dan instansi terkait seperti Bulog juga intensif dilakukan untuk memastikan ketersediaan kebutuhan pokok.
Distribusi barang kebutuhan pokok juga dilakukan untuk memastikan ketersediaan pasokan di masyarakat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017