Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta pihak terkait mengoptimalkan pendapatan dari sektor sumber daya air dan memanfaatkan secara efisien, di tengah kondisi volume sumber-sumber mata air yang mulai mengalami penurunan.
"Air itu barang yang mahal dan bisa jadi sumber pendapatan, jadi jangan difoya foyakan," kata Pastika saat menerima laporan pelaksanaan program/kegiatan sampai triwulan IV/2015 dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, sumber sumber mata air yang ada, harus ditata pengelolaannya dan dimanfaatkan secara maksimal, termasuk dengan mengoptimalkan keberadaan bendungan.
"Terutama dari segi pemeliharaan agar menghasilkan debit air yang maksimal sehingga berpengaruh terhadap daya listik yang dihasilkan," ucapnya.
Terkait rencana pembangunan Bendungan Sidan, Pastika menekankan agar perencanaannya dimantapkan termasuk didalamnya pengurusan analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) agar segera diselesaikan. Hal itu mengingat bendungan ini nantinya dapat menghasilkan debit air yang cukup tinggi sehingga bisa menjadi sumber pendapatan pula.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Direktorat Jendral Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat I Ketut Jayanda.
Dalam paparannya disebutkan bahwa di Pulau Bali terdapat sekitar 1.700 mata air yang harus dilestraikan dan ditata sehingga membawa rmanfaat maksimal bagi masyarakat. Di Bali juga terdapat 10 sungai yang dapat dijadikan sumber air baku yaitu sungai Penet, Petanu, Ayung, Badung, Unda, Telaga Waja, Balian, Yeh Empas, Oos serta Sungai Melangit.
Kedepannya dalam upaya peningkatan penyediaan air, Jayanda menyampaikan tentang rencana pembangunan Bendungan Sidan . Bendungan dengan luasan lahan sekitar 50 hektare tersebut terletak di tiga Kabupaten di Bali yaitu Kabupaten Badung, Bangli dan Gianyar ini nantinya dapat menghasilkan air baku sebanyak 1.750 liter/detik serta energi listrik sebesar 1,11 MW.
Selain memaparkan tentang sumber air baku, dalam pertemuan ini Jayanda juga menyampaikan tentang kondisi danau- danau yang ada di Provinsi Bali diantaranya Danau Batur, Danau Beratan, Danau Buyan serta Danau Tamblingan. Diantara semua danau tersebut kondisi Danau Buyan yang paling menghawatirkan.
"Sumber masalah dari Danau Buyan berasal dari sampah domestik, sisa aktivitas perikanan, sedimentasi, pendangkalan dasar danau serta gulma enceng gondok," kata Jayanda.
Menanggapai hal tersebut, Gubernur Pastika menginstruksikan agar kondisi danau segera ditangani. Pemberantasan enceng gondok bisa disinergikan dengan Dinas Pertanian. "Saya dengar Dinas Pertanian sudah bisa membuat pupuk organik dari enceng gondok," katanya.
Untuk itu segera bangun sinergi dengan SKPD terkait untuk penaganan kondisi Danau Buyan agar dapat tersolusikan dengan segera.
Dalam rapat yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Sekda Provinsi Bali Cok Pemayun, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejaheraan Ketut Wija, Kepala Bapeda Putu Astawa , Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Nengah Laba, juga disampaikan paparan laporan kegiatan dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali Nyoman Astawa Riadi. (WDY)