Denpasar (Antara Bali) - Panitia Khusus Pembahasan Ranperda APBD Bali 2018 yang dibentuk DPRD provinsi setempat meminta agar keberadaan Perusahaan Daerah setempat dikaji secara mendalam sehingga dapat dilakukan sejumlah reformasi.

"Kalau perlu dibuatkan tim khusus sehingga dapat dilakukan reformasi menyangkut manajemen, SDM, permodalan atau kebijakan yang diperlukan," kata Ketua Pansus Pembahasan RAPBD Bali 2018 Gede Kusuma Putra, di Denpasar, Selasa.

Pihaknya melihat dengan sejumlah upaya tersebut, maka nantinya akan berujung pada kemampuan Perusda untuk memberikan kontribusi pendapatan asli daerah yang memadai.

Hal itu, lanjut dia, mengingat keperluan dana untuk pembangunan akan selalu meningkat dari tahun ke tahun, sementara capaian realisasi pendapatan tahun-tahun mendatang akan dirasakan berat.

"Oleh karenanya, kami harapkan pemerintah provinsi untuk selalu kreatif dan inovatif dalam menggali potensi sumber-sumber pendapatan baru yang sedapat mungkin tidak membebani masyarakat," ucap Kusuma Putra saat membacakan laporan pansus pada Sidang Paripurna DPRD Provinsi Bali itu.

Dalam kesempatan itu, juga ditetapkan bahwa estimasi pendapatan daerah dalam APBD 2018 direncanakan sebesar Rp5,95 triliun atau mengalami penurunan sebesar Rp272,08 miliar (menurun 4,37 persen) dibandingkan pendapatan daerah 2017 sebesar Rp6,22 triliun lebih.

Sementara belanja daerah direncanakan sebesar Rp6,633 triliun. Belanja ini pun menurun sebesar Rp20,46 miliar (menurun 0,30 persen) dibandingkan belanja APBD 2017 yang besarnya Rp6,65 triliun.

Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menanggapi saran pansus tersebut mengatakan sekarang kondisi Perusda Bali sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Minimal Perusda itu sudah tidak rugi, kalau dulu rugi terus-menerus. Sekarang ini sudah ada, kontribusinya sudah ada meskipun tidak besar, karena semua masih terikat dengan perjanjian yang lama dan tidak bisa begitu saja diputus tiba-tiba," ujarnya.

Pastika juga melihat manajemen Perusda Bali sudah melakukan sejumlah upaya perbaikan untuk meningkatkan pendapatan.

"Tetapi dulu itu ada hutang pajang yang harus dilunasi, bebannya berat, sehingga pelan-pelan baru bangkit kembali sehingga sekarang sudah mulai memberikan kontribusi pada PAD," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017