Denpasar (Antara Bali) - Gerakan massal pemberantasan rabies (Gempar) melalui vaksinasi anjing secara menyeluruh tahap kedua di Bali pada 2011 ini masih kekurangan dana sekitar Rp1,7 miliar.

Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Selasa mengatakan, kekurangan dana tersebut menyangkut kegiatan operasional sebesar Rp700 juta dan dukungan logistik senilai Rp1 miliar.

"Kekurangan dana itu diharapkan segera bisa teratasi karena kegiatan 'Gempar' sudah dimulai 25 Mei dengan sasaran vaksinasi 300.000 ekor anjing," harap Ketut Teneng.

Menurut Teneng, program Gempar mendapat dukungan dana secara patungan antara pemerintah pusat (APBN) dan Pemprov Bali (APBD) dengan nilai total Rp20 miliar.

Ia mengutip laporan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantra yang menjelaskan bahwa Pemprov Bali lewat APBD setempat mengalokasikan dana sebesar Rp2 miliar untuk 200.000 ekor, karena setiap ekornya dialokasikan dana Rp10.000.

Selain itu dana operasional euthanasia sebesar Rp500 juta untuk menangani 50.000 ekor anjing masing-masing sebesar Rp10.000 per ekor.

Demikian pula dana operasional dari pemerintah pusat sebesar Rp187,5 juta untuk menangani 30.000 ekor anjing, atau masing-masing sebesar Rp6.250/ekor.

Selain itu juga dana operasional euthanasia sebesar Rp22,5 juta untuk menangani vaksinasi 3.000 ekor, atau masing-masing sebesar Rp7.500/ekor.

Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI, Ir Fauzi Luthan mengawali kegiatan vaksinasi massal tersebut menyerahkan bantuan  200.000 dosis virus antirabies (VAR) untuk menyukseskan program vaksinasi massal di Bali.

Vaksinasi  anjing secara massal dan berkesinambungan  menurut   Fauzi Luthan  sangat penting untuk menjadikan Bali bebas rabies.

Bali mengundurkan  target bebas penyakit rabies dari jadwal semula pada 2012 menjadi tahun 2015. Sasaran tersebut diharapkan dapat tercapai dengan baik.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011