Karangasem (Antara Bali) - Pelaksana Harian Pengurus Palang Merah Indonesia, Ginandjar Kartasasmita mengapresiasi kesiapan Pemerintah Provinsi Bali, Pemkab Karangasem, TNI/Polri, Basarnas, BPBD dan seluruh relawan setempat yang sigap dalam menangani pengungsi Gunung Agung.
"Kedatangan kami ke Posko Komando Tanah Ampo, Karangasem bersama komunitas masyarakat ingin memantapkan bantuan apa saja yang diperlukan lagi guna membantu penanganan pengungsi Gunung Agung," ujar Ginandjar di Karangasem, Senin.
Dalam pertemuan itu, Ginandjar mendapat gambaran secara umum bagaiman kondisi para pengungsi Gunung Agung terkini yang disampaikan Bupati Karangasem, Bali I Gusti Ayu Mas Sumatri dan dari Koordinator Lapangan PMI Bali Gede Sudiarta yang menjelaskan kegiatan layanan yang telah dilakukan selama ini.
Tujuan lain dari kunjungan ini, agar PMI bisa turut membantu kebutuhan pengungsi Gunung Agung apabila betul terjadi letusan atau erupsi Gunung Agung agar segera diberikan bantuan dan respon secara cepat sesuai kebutuhan.
"Dalam rapat tadi, saya mendapat penjelasan secara gamblang dari Ibu Bupati Karangasem, Kapolres dan Dandim maupun BNPB daerah setempat seperti apa gambaran bantuan yang perlu ditambah," uajrnya.
Menurut dia, masalah kebencanaan dan kemanusiaan itu bukan menjadi masalah pemerintah Bali saja, namun menjadi perhatian dunia. Seperti contohnya bencana tsunami di Aceh dan problem kemanusiaan di Myanmar juga menjadi perhatian dunia.
"Saya melihat semua pihak sudah bekerja maksimal dan membantu meringankan beban masyarakat. Namun yang perlu dipersiapan secata matang bagaimana mencegah kepanikan sehingga tidak terjadi korban nanti," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Karangasem, Bali I Gusti Ayu Mas Sumatri mengharapkan status awas Gunung Agung dapat diturunkan sebelum 26 Desember 2017, karena dalam waktu dekat seluruh umat Hindu di Pulau Bali umumnya dan Kabupaten Karangasem khususnya akan menggelar Hari Raya Galungan dan Kuningan pada November 2017.
"Berdasarkan sejarah tahun 1963, letusan Gunung Agung terjadi saat Hari Raya `Penampahan` Galungan dan `Manis` Galungan. Apabila dalam waktu dekat ini Gunung Agung meletus, diharapkan PVMBG dapat menurunkan status gunung tertinggi di Bali ini," ujarnya.
Ginandjar Kartasasmita menambahkan, setelah Hari Raya Galungan dan Kuningan nanti diharapkan ketegangan masyarakat dengan status Gunung Agung ini dapat berkurang.
Koordinator Lapangan PMI Bali Gede Sudiarta menambahkan, PMI telah melakukan kegiatan seperti melakukan assesment secara periodik dibeberapa titik pengungsian, mendukung evakuasi bersama sektor SAR dan mendukung seting posko utama di Tanah Ampo.
"Relawan kami juga siap mendukung menyeting gudang logistik posko utama di Tanah AmpO, melakukan pemasangan rambu-rambu KRB yang berada diradius 9-12 kilometer bersama BNPB dan instansi lain," ujarnya.
Selain itu, memberikan layanan shelter didua titik pengungsian (Desa Pesaban dan Desa Tengenan) maupun layanan promkes, layanan PSP, layanan Watsan dan diatribusi air bersih.
Ia menambahklan, saat ini relawan PMI tercatat mencapai 750 personil yang setiap harinya dilibatkan 25 orang per harinya (20 september-22 oktober 2017) dimasing-masing titik posko pengungsian yang ada disembilan kabupaten/kota di Bali.
"Posko yang menjadi pembinaan PMI di Denpasar, Tabanan, Posko Sutasoma Gianyar, bersama jembrana, Kubu Bangli, Klungkung, Badung, Sambirenteng Buleleng. Tanah Ampo Karangsem maupun Desa Pesaban dan pegringsingan," ujarnya.
Ia mencatat, saat ini total pengungsi Gunung Agung yang tersebar di 390 titik yang ada diseluruh kabupaten kota sebanyak 134.000 pengungsi dari 28 desa di Kabupaten Karangasem yang terdampak. "Untuk jumlah posko pengungsi di Karangasem tercatat mencapai 178 titik pengungsian," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kedatangan kami ke Posko Komando Tanah Ampo, Karangasem bersama komunitas masyarakat ingin memantapkan bantuan apa saja yang diperlukan lagi guna membantu penanganan pengungsi Gunung Agung," ujar Ginandjar di Karangasem, Senin.
Dalam pertemuan itu, Ginandjar mendapat gambaran secara umum bagaiman kondisi para pengungsi Gunung Agung terkini yang disampaikan Bupati Karangasem, Bali I Gusti Ayu Mas Sumatri dan dari Koordinator Lapangan PMI Bali Gede Sudiarta yang menjelaskan kegiatan layanan yang telah dilakukan selama ini.
Tujuan lain dari kunjungan ini, agar PMI bisa turut membantu kebutuhan pengungsi Gunung Agung apabila betul terjadi letusan atau erupsi Gunung Agung agar segera diberikan bantuan dan respon secara cepat sesuai kebutuhan.
"Dalam rapat tadi, saya mendapat penjelasan secara gamblang dari Ibu Bupati Karangasem, Kapolres dan Dandim maupun BNPB daerah setempat seperti apa gambaran bantuan yang perlu ditambah," uajrnya.
Menurut dia, masalah kebencanaan dan kemanusiaan itu bukan menjadi masalah pemerintah Bali saja, namun menjadi perhatian dunia. Seperti contohnya bencana tsunami di Aceh dan problem kemanusiaan di Myanmar juga menjadi perhatian dunia.
"Saya melihat semua pihak sudah bekerja maksimal dan membantu meringankan beban masyarakat. Namun yang perlu dipersiapan secata matang bagaimana mencegah kepanikan sehingga tidak terjadi korban nanti," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Karangasem, Bali I Gusti Ayu Mas Sumatri mengharapkan status awas Gunung Agung dapat diturunkan sebelum 26 Desember 2017, karena dalam waktu dekat seluruh umat Hindu di Pulau Bali umumnya dan Kabupaten Karangasem khususnya akan menggelar Hari Raya Galungan dan Kuningan pada November 2017.
"Berdasarkan sejarah tahun 1963, letusan Gunung Agung terjadi saat Hari Raya `Penampahan` Galungan dan `Manis` Galungan. Apabila dalam waktu dekat ini Gunung Agung meletus, diharapkan PVMBG dapat menurunkan status gunung tertinggi di Bali ini," ujarnya.
Ginandjar Kartasasmita menambahkan, setelah Hari Raya Galungan dan Kuningan nanti diharapkan ketegangan masyarakat dengan status Gunung Agung ini dapat berkurang.
Koordinator Lapangan PMI Bali Gede Sudiarta menambahkan, PMI telah melakukan kegiatan seperti melakukan assesment secara periodik dibeberapa titik pengungsian, mendukung evakuasi bersama sektor SAR dan mendukung seting posko utama di Tanah Ampo.
"Relawan kami juga siap mendukung menyeting gudang logistik posko utama di Tanah AmpO, melakukan pemasangan rambu-rambu KRB yang berada diradius 9-12 kilometer bersama BNPB dan instansi lain," ujarnya.
Selain itu, memberikan layanan shelter didua titik pengungsian (Desa Pesaban dan Desa Tengenan) maupun layanan promkes, layanan PSP, layanan Watsan dan diatribusi air bersih.
Ia menambahklan, saat ini relawan PMI tercatat mencapai 750 personil yang setiap harinya dilibatkan 25 orang per harinya (20 september-22 oktober 2017) dimasing-masing titik posko pengungsian yang ada disembilan kabupaten/kota di Bali.
"Posko yang menjadi pembinaan PMI di Denpasar, Tabanan, Posko Sutasoma Gianyar, bersama jembrana, Kubu Bangli, Klungkung, Badung, Sambirenteng Buleleng. Tanah Ampo Karangsem maupun Desa Pesaban dan pegringsingan," ujarnya.
Ia mencatat, saat ini total pengungsi Gunung Agung yang tersebar di 390 titik yang ada diseluruh kabupaten kota sebanyak 134.000 pengungsi dari 28 desa di Kabupaten Karangasem yang terdampak. "Untuk jumlah posko pengungsi di Karangasem tercatat mencapai 178 titik pengungsian," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017