Karangasem (Antara Bali) - Keberadaan pasar tradisional di Desa Menanga, Kecamatan Rendang yang merupakan perbatasan kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung mulai pekan ini normal dan aktivitas di pasar tersebut ramai dikunjungi warga masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

"Saya amati sejak sepekan ini aktivitas di Pasar Menanga, yakni pasar tradisional terbesar di Kecamatan Rendang, Kabupatan Karangasem, Bali mulai ramai dikunjungi warga masyarakat. Karena sejak PVMBG Badang Geologi, Kementerian ESDM menetapkan status level IV (Awas) Gunung Agung, nyaris aktivitas di pasar tersebut lumpuh," kata seorang Relawan Posko Rendang, Pengungsi Gunung Agung Ketut Wijaya Mataram di Rendang, Bali, Minggu.

Ia mengatakan memang pasar tersebut dari KRB berada sekitar sepuluh kilometer dari kawah Gunung Agung, oleh karena itu Desa Menanga termasuk daerah perbatasan KRB. Sehingga warga juga merasa was-was jika gunung terbesar di Pulau Dewata terjadi erupsi.

"Walau pasar itu tidak dalam KRB Gunung Agung, tetapi warga masyarakat merasa khawatir, sebab waktu PVMBG pengumumkan status Awas Gunung Agung pada 22 September lalu, warga Menanga juga berbondong-bondong melakukan pengungsian ke daerah atau zona aman," ucapnya.

Akibat masyarakat mendapat berita simpang siur itu, kata Wijaya Mataram, pada Jumat malam (22/9) tersebut warga panik melakukan pengungsian secara besar-besaran, karena mereka mendapat kabar bahwa Gunung Agung dengan ketinggian 3.142 mdpl segera meletus.

"Sampai saat ini juga warga masyarakat yang berada di kawasan perbatasan KRB merasa khawatir dan takut akan berdampak jika Gunung Agung erupsi," ujarnya.

Wijaya Mataram mengatakan dengan kembali normal aktivitas Pasar Menanga, mudah-mudahan warga sekitar Rendang tidak merasa trauma dengan pergerakan pengungsi dari wilayah KRB tersebut.

"Saya berharap warga untuk tetap tenang. Bagi masyarakat yang ingin ke Pasar Menanga juga merasa aman. Namun demikian saya berharap juga mendengarkan informasi dari aparat yang berwenang, dan tidak mendengarkan berita hoax," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan aktivitas Gunung Agung dari PVMBG, Sabtu (8/10) periode pengamatan sejak pukul 24.00 hingga pukul 06.00 Wita, kegempaan vulkanik dangkal berjumlah 66 kali, amplitudo: 2-4 mm (melimeter), durasi: 4-10 detik. Sedangkan vulkanik dalam tercatat 91 kali, amplitudo: 5-8 mm, S-P: 1.5-2.5 detik, durasi: 11-23 detik. Begitu juga tektonik lokal tercatat berjumlah 12 kali, amplitudo: 8 mm, S-P: 5-8 detik, durasi: 31-60 detik. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017