Mangupura (Antara Bali) - Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Badung, Bali, menggalakkan "Gerakan Badung Membaca" kepada masyarakat dan siswa di Lapangan Selatan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Jumat.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga kabupaten Badung Ketut Widia Astika di Mangupura, Jumat, mengatakan tujuan dari Gerakan Badung Membaca untuk meningkatkan minat dan budaya baca anak, menumbuhkan motivasi semangat untuk berkompetisi bagi anak, mewujudkan generasi Indonesia cerdas.
"Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan lomba mengarang, lomba cerpen, lomba mesatua Bali, cerdas tangkas, lomba yel-yel, lomba bercerita, menulis surat untuk Bupati Badung, lomba Koreo Badung Membaca dan pemilihan Duta Baca," katanya.
"Kegiatan lomba diharapkan terus menggugah masyarakat dan siswa agar gemar membaca dan hari ini kami juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba itu," ujarnya.
Sementara itu, Staf ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber daya Manusia Pemkab Badung, I Made Witna, yang membacakan sambutan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengatakan, dengan kegiatan ini untuk menambah minat baca dari masyarakat di Indonesia masih rendah.
Berdasarkan data "The Organisation For Economic Co-Operation and Develovment" (OECD) bahwa budaya membaca masyarakat Indonesia berada pada peringkat ke-52 di Asia.
"Bahkan menurut UNESCO tahun 2012 anak-anak Eropa dalam setahun rata-rata menghabiskan 25 buku sementara anak di Indonesia dari 1.000 anak hanya satu anak yang mampu menghabiskan satu buku dalam setahun," katanya.
Ini merupakan persoalan penting bagaimana kita bisa menyiapkan masa depan Indonesia jika tingkat literasi begitu rendah.
Witna mengatakan Pemerintah Kabupaten Badung mempunyai kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. "Langkah yang dilaksanakan antara lain menumbuhkan budaya gemar membaca bagi anak-anak sekolah," ujarnya.
Ia mengakui penyebab rendahnya minat baca masyarakat itu karena kemajuan teknologi, karena itu pihaknya menekankan kepada semua pihak agar budaya membaca terus ditingkatkan sejak dini.
"Upaya ini untuk meningkatkan wawasan generasi muda untuk mengetahui ilmu lebih luas dalam segala bidang, sehingga bisa menghadapi perubahan yang terjadi," ujarnya.
Melalui Gerakan Badung Membaca, para pendidik maupun "stakeholder" (pemangku kepentingan) mampu memotivasi dan meningkatkan minat baca anak didik disekolah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga kabupaten Badung Ketut Widia Astika di Mangupura, Jumat, mengatakan tujuan dari Gerakan Badung Membaca untuk meningkatkan minat dan budaya baca anak, menumbuhkan motivasi semangat untuk berkompetisi bagi anak, mewujudkan generasi Indonesia cerdas.
"Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan lomba mengarang, lomba cerpen, lomba mesatua Bali, cerdas tangkas, lomba yel-yel, lomba bercerita, menulis surat untuk Bupati Badung, lomba Koreo Badung Membaca dan pemilihan Duta Baca," katanya.
"Kegiatan lomba diharapkan terus menggugah masyarakat dan siswa agar gemar membaca dan hari ini kami juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba itu," ujarnya.
Sementara itu, Staf ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber daya Manusia Pemkab Badung, I Made Witna, yang membacakan sambutan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengatakan, dengan kegiatan ini untuk menambah minat baca dari masyarakat di Indonesia masih rendah.
Berdasarkan data "The Organisation For Economic Co-Operation and Develovment" (OECD) bahwa budaya membaca masyarakat Indonesia berada pada peringkat ke-52 di Asia.
"Bahkan menurut UNESCO tahun 2012 anak-anak Eropa dalam setahun rata-rata menghabiskan 25 buku sementara anak di Indonesia dari 1.000 anak hanya satu anak yang mampu menghabiskan satu buku dalam setahun," katanya.
Ini merupakan persoalan penting bagaimana kita bisa menyiapkan masa depan Indonesia jika tingkat literasi begitu rendah.
Witna mengatakan Pemerintah Kabupaten Badung mempunyai kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. "Langkah yang dilaksanakan antara lain menumbuhkan budaya gemar membaca bagi anak-anak sekolah," ujarnya.
Ia mengakui penyebab rendahnya minat baca masyarakat itu karena kemajuan teknologi, karena itu pihaknya menekankan kepada semua pihak agar budaya membaca terus ditingkatkan sejak dini.
"Upaya ini untuk meningkatkan wawasan generasi muda untuk mengetahui ilmu lebih luas dalam segala bidang, sehingga bisa menghadapi perubahan yang terjadi," ujarnya.
Melalui Gerakan Badung Membaca, para pendidik maupun "stakeholder" (pemangku kepentingan) mampu memotivasi dan meningkatkan minat baca anak didik disekolah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017