Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana mengharapkan kepada petani untuk mengembangkan pertanian dengan penerapan sistem pupuk organik.

"Para petani di Bali harus mengembangkan pertanian organik. Karena jika ini bisa diterapkan maka harga hasil pertanian itu akan lebih mahal dibanding menggunakan pupuk non-organik," kata Kariyasa Adnyana di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan jika para petani menerapkan pupuk organik, maka hasil pertaniannya tentu akan dihargai lebih mahal oleh konsumen," ujar anggota Komisi III DPRD Bali.

Menurut dia, pertanian saat ini lebih banyak menggunakan pupuk buatan, sebab pemakaiannya lebih praktis, tetapi dampak terhadap lingkungan terutama terhadap struktur tanahnya menjadi berkurang.

"Jika menggunakan pupuk organik dari segi hasil dan lingkungan tentu akan lebih baik, sebab prosesnya sangat alami, termasuk juga habitat di sekelilingnya dapat terjaga dengan alami," ucap alumni Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Oleh karena itu, kata Kariyasa Adnyana, pihaknya juga mendorong pemerintah daerah terus menyosialisasikan pertanian berbasis organik.

"Tujuannya agar lahan pertaniannya bisa juga terjaga dengan alami, sebab pupuk organik yang digunakan para petani selain menjaga lingkungan, hasil pertanian itu saat ini menjadi acuan konsumsi untuk kesehatan," ucapnya.

Ia mengatakan jika sosialisasi itu terus digalakkan oleh pemerintah, pihaknya yakin para petani akan kembali menggunakan pupuk organik. Sebab mereka juga tertarik hasil produksinya dihargai lebih mahal.

"Contohnya pertanian di daerah Jatiluwih, Kabupaten Tabanan menggunakan pupuk buatan dan menyatakan sebagai kawasan pertanian organik, maka hasil padinya juga lebih mahal, karena menjadi anjuran dokter untuk mengkonsumsi makanan yang organik," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017