Mangupura (Antara Bali) - Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), Kabupaten Badung, Bali, bersama Ikatan Alumni Sekolah Menengah Atas Negeri Satu (Smansa) Denpasar angkatan 1987, mengampanyekan pencegahan kanker serviks.

"Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian kami bersama Ikatan Alumni Smansa 87 kepada masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit kanker servik," kata Kepala DP2KBP3A Kabupaten Badung, Putu Rianingsih, dalam Bakti Sosial di UPT Puskesmas I Petang, Senin.

Pihaknya mengapresiasi kepedulian Ikatan Alumni Smansa Tahun 1987 yang sudah ikut serta berperan dalam menyukseskan program Keluarga Berencana (KB) Pemerintah Kabupaten Badung.

Ia mengakui, tanpa adanya dukungan semua pihak bagaimanapun pemerintah tidak akan berhasil menanggulangi kanker servik. "Untuk saat ini kesadaran masyarakat Badung untuk melakukan pap smear sangat tinggi dan perlu tetap dipertahankan," katanya.

Dalam bakti sosial itu, turut juga Alumni Smansa 1987 yang berprofesi sebagai dokter yakni dr I.B Tatwa Yatindr, Dr dr G.Wurya K Duarsa, dr I.A. Chandranita Manuaba dan dr Made Primawati.

Sementara itu, Ketua Koordinator Bakti Sosial Made Ratna Dewi Pertiwi didampingi I.A. Chandranita Manuaba mengatakan, kegiatan bakti sosial ini serangkaian menyambut HUT ke-57 Smansa dan 30 tahun alumni Smansa Tahun 1987.

"Kegiatan bakti sosial ini sejalan dengan Program Kesehatan Pemerintah Kabupaten Badung seperti melaksanakan pap smear yang bertujuan untuk melakukan deteksi dini, pencegahan dan penangkalan kanker servik yang sering melanda ibu-ibu usia produktif," katanya.

Selain itu, pihaknyajuga menggelar penyuluhan kontrasepsi mantap (kontap) melalui vasektomi untuk menggugah parsitipasi kaum laki-laki untuk melakukan KB.

Salah seorang peserta vasektomi yang juga merupakan Ketua Badan Permusyawaratan Desa Petang, I Gusti Ngurah Dwi Caya Kusuma, mengatakan sekarang saatnya kesetaraan pria untuk dapat melakukan kontrasepsi mantap secara sukarela.

"Saya ikut vasektomi secara sukarela untuk menghilangkan prinsip banyak anak banyak rezeki," katanya.

Ia menilai, apabila banyak memiliki anak, maka akan banyak pula beban seperti menanggung biaya pendidikan, kesehatan dan masa depan anak itu sendiri.

"Dengan dua orang anak sesuai dengan program KB dan mari melaksanakan vasektomi secara sukarela," ujarnya.

Dalam kegiatan bakti sosial itu, untuk peserta kegiatan vasektomi diikuti sembilan orang, pap smear (20 orang). Dalam kesempatan tersebut Kepala DP2KBP3A juga menyerahkan bantuan Rp2,5 juta, kepada para peserta vasektomi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017