Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan optimistis realisasi kredit perbankan di Bali tumbuh membaik selama tahun 2017 sesuai dengan target 9-12 persen meskipun hingga triwulan pertama pertumbuhannya mencapai 1,1 persen jika dibandingkan posisi Desember 2016.

"Biasanya masyarakat masih `wait and see` terkait arah kebijakan tetapi kami optimistis bahwa target kredit hingga akhir tahun akan tercapai," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Zulmi di Denpasar, Sabtu.

Menurut Zulmi, jika dibandingkan periode sama tahun 2016 realisasi kredit perbankan di Bali selama triwulan pertama 2017 naik 10,3 persen mencapai total Rp78,8 triliun.

Meski realisasi kredit/pembiayaan bank umum syariah di Bali paling kecil yakni Rp1,8 triliun namun mencatatkan pertumbuhan yang paling signifikan mencapai 22,2 persen jika dibandingkan triwulan pertama 2016.

Sedangkan realisasi kredit bank umum konvensional tumbuh 10 persen mencapai Rp67,7 triliun jika dibandingkan periode sama tahun 2016.

Realisasi kredit dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mencapai Rp9,2 triliun atau tumbuh 10 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Realisasi kredit triwulan pertama untuk bank umum tahun ini untuk sektor tiga besar yakni perdagangan besar dan eceran mencapai Rp22,64 triliun sedangkan triwulan pertama 2016 mencapai Rp20,19 triliun.

Sedangkan untuk sektor bukan lapangan usaha tumbuh dari Rp24,21 triliun menjadi Rp26,42 triliun dan sektor perhotelan dan restoran (pariwisata) tumbuh dari Rp6,3 triliun menjadi Rp6,9 triliun.

Sementara itu realisasi kredit di BPR yang tumbuh positif yakni sektor bukan lapangan usaha mencapai Rp2,7 triliun dan sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai Rp2,6 triliun.

OJK menyoroti realisasi kredit untuk sektor real estat yang menurun 2,2 persen dari triwulan pertama 2016 mencapai Rp1,2 triliun menjadi Rp1,1 triliun.

Kredit bermasalah di BPR tercatat paling tinggi selama triwulan pertama tahun ini yang mencapai 6,71 persen melonjak dibandingkan periode sama tahun sebelumnya mencapai 4,27 persen.

Zulmi mengimbau perbankan khusus BPR untuk berhati-hati melakukan analisa pencairan kredit dan mulai melakukan evaluasi untuk pembiayaan di sektor yang selama ini sudah mengalami kejenuhan seperti properti atau real estat dan turunannya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017