Bogor (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, melalui Dinas Pertanian setempat melirik pengembangan tanaman buah organik sebagai upaya menggairahkan iklim pertanian dan perkebunan di daerah itu.
"Kami punya sentra perkebunan buah yang sangat potensial di Kecamatan Gerokgak, wilayah Buleleng bagian barat," kata Sekretaris Dinas Pertanian Buleleng, Wayan Narta ketika melakukan studi banding ke perkebunan buah Objek Wisata Mekarsari, Kabupaten Bogor, Selasa.
Menurut dia, Buleleng memiliki potensi pengembangan berbagai jenis varietas buah karena beriklim sejuk di wilayah pegunungan dan wilayah sekitar.
Terkait sentra pengembangan pembibitan organik, kata dia, Distan memusatkan program pengembangan dengan luas lahan mencapai 42 hektare lebih.
"Gerokgak wilayahnya cocok dengan pengembangan buah organik karena lahan kosong masih tersisa banyak dan belum tergarap maksimal," terangnya.
Dikatakan pula, Buleleng fokus pengembangan bibit organik asli Buleleng seperti belimbing lokal, jeruk keprok, jambu bol dan beberapa jenis buah lokal lain.
Apalagi, Bali sebagai daerah pariwisata sangat potensial terkait pemasaran buah organik karena sangat diminati kalangan wisatawan domestik dan mancanegara, selain juga dimanfaatkan untuk upacara agama Hindu.
"Kami berkewajiban bagaimana buah lokal dapat terus eksis di wilayah sendiri. Selain juga berupaya memberikan pangsa pasar untuk keperluan aneka jenis kebutuhan ritual keagamaan, " tegas dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami punya sentra perkebunan buah yang sangat potensial di Kecamatan Gerokgak, wilayah Buleleng bagian barat," kata Sekretaris Dinas Pertanian Buleleng, Wayan Narta ketika melakukan studi banding ke perkebunan buah Objek Wisata Mekarsari, Kabupaten Bogor, Selasa.
Menurut dia, Buleleng memiliki potensi pengembangan berbagai jenis varietas buah karena beriklim sejuk di wilayah pegunungan dan wilayah sekitar.
Terkait sentra pengembangan pembibitan organik, kata dia, Distan memusatkan program pengembangan dengan luas lahan mencapai 42 hektare lebih.
"Gerokgak wilayahnya cocok dengan pengembangan buah organik karena lahan kosong masih tersisa banyak dan belum tergarap maksimal," terangnya.
Dikatakan pula, Buleleng fokus pengembangan bibit organik asli Buleleng seperti belimbing lokal, jeruk keprok, jambu bol dan beberapa jenis buah lokal lain.
Apalagi, Bali sebagai daerah pariwisata sangat potensial terkait pemasaran buah organik karena sangat diminati kalangan wisatawan domestik dan mancanegara, selain juga dimanfaatkan untuk upacara agama Hindu.
"Kami berkewajiban bagaimana buah lokal dapat terus eksis di wilayah sendiri. Selain juga berupaya memberikan pangsa pasar untuk keperluan aneka jenis kebutuhan ritual keagamaan, " tegas dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017