Denpasar (Antara Bali) - BPJS Ketenagakerjaan memberikan kemudahan bagi para pekerja dengan memfasilitasi mereka untuk mendapatkan kredit kepemilikan rumah baik rumah subsidi maupun nonsubsidi.
"Persyaratannya adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan yang sudah terdaftar minimal satu tahun untuk program jaminan hari tua," kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto di Denpasar, Jumat.
Pemberian kemudahan untuk mendapatkan kredit kepemilikan rumah itu baik untuk pekerja formal maupun nonformal dengan penghasilan yang rendah ataupun tinggi asalkan mereka mengikuti program jaminan hari tua (JHT).
Agus yang hadir dalam Dharma Shanti Nyepi itu menambahkan para pekerja tinggal memilih lokasi rumah kemudian disampaikan kepada Bank Tabungan Negara (BTN) yang saat ini merupakan mitra BPJS Ketenagakerjaan.
Nantinya BTN akan melakukan evaluasi termasuk memeriksa kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan untuk selanjutnya apabila terdaftar maka kredit dapat dicairkan.
Pekerja atau masyarakat berpenghasilan rendah atau (MBR) dapat melakukan kredit untuk rumah subsidi dengan harga pada kisaran Rp120 juga hingga Rp140 juta tergantung provinsi dengan tingkat bunga menetap sebesar lima persen dan uang muka mencapai satu persen.
Sedangkan pekerja nonMBR yang ingin melakukan kredit rumah nonsubsidi, harga rumah maksimal Rp500 juta dan bunga mengacu kepada suku bunga Bank Indonesia atau BI Repo Rate ditambah tiga persen atau saat ini mencapai 7,7 persen yang berlaku hingga pinjaman jatuh tempo dengan uang muka mencapai lima persen.
Saat ini pihaknya baru menjalin kerja sama dengan BTN dan untuk bank lainnya termasuk bank pemerintah masih dalam pembahasan teknis.
Agus menjelaskan hingga saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang berkomitmen untuk membangun perumahan bagi pekerjanya dan ada beberapa pengembang yang berminat membangun rumah bagi pekerja.
Pihaknya juga sudah mendapatkan komitmen dari perusahaan di Serpong, Jawa Barat yang sudah tahap peletakan batu pertama, dan perusahaan di Solo yang akan membangun 10 ribu rumah, begitu juga di Tangerang dan Batam serta daerah lainnya yang masih dalam tahap evaluasi.
Sementara itu terkaitr harga lahan di Bali yang sangat tinggi, Agus mengungkapkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki karyawan banyak untuk diimbau apabila perusahaan itu memiliki lahan kosong untuk dibangun kawasan perumahan bagi pekerjanya.
"Kami siap menyiapkan dana untuk membangun rumah pekerja. Kami akan berikan kredit konstruksi untuk membangun dan yang membeli karyawannya akan kami berikan KPR," ucap Agus. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Persyaratannya adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan yang sudah terdaftar minimal satu tahun untuk program jaminan hari tua," kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto di Denpasar, Jumat.
Pemberian kemudahan untuk mendapatkan kredit kepemilikan rumah itu baik untuk pekerja formal maupun nonformal dengan penghasilan yang rendah ataupun tinggi asalkan mereka mengikuti program jaminan hari tua (JHT).
Agus yang hadir dalam Dharma Shanti Nyepi itu menambahkan para pekerja tinggal memilih lokasi rumah kemudian disampaikan kepada Bank Tabungan Negara (BTN) yang saat ini merupakan mitra BPJS Ketenagakerjaan.
Nantinya BTN akan melakukan evaluasi termasuk memeriksa kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan untuk selanjutnya apabila terdaftar maka kredit dapat dicairkan.
Pekerja atau masyarakat berpenghasilan rendah atau (MBR) dapat melakukan kredit untuk rumah subsidi dengan harga pada kisaran Rp120 juga hingga Rp140 juta tergantung provinsi dengan tingkat bunga menetap sebesar lima persen dan uang muka mencapai satu persen.
Sedangkan pekerja nonMBR yang ingin melakukan kredit rumah nonsubsidi, harga rumah maksimal Rp500 juta dan bunga mengacu kepada suku bunga Bank Indonesia atau BI Repo Rate ditambah tiga persen atau saat ini mencapai 7,7 persen yang berlaku hingga pinjaman jatuh tempo dengan uang muka mencapai lima persen.
Saat ini pihaknya baru menjalin kerja sama dengan BTN dan untuk bank lainnya termasuk bank pemerintah masih dalam pembahasan teknis.
Agus menjelaskan hingga saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang berkomitmen untuk membangun perumahan bagi pekerjanya dan ada beberapa pengembang yang berminat membangun rumah bagi pekerja.
Pihaknya juga sudah mendapatkan komitmen dari perusahaan di Serpong, Jawa Barat yang sudah tahap peletakan batu pertama, dan perusahaan di Solo yang akan membangun 10 ribu rumah, begitu juga di Tangerang dan Batam serta daerah lainnya yang masih dalam tahap evaluasi.
Sementara itu terkaitr harga lahan di Bali yang sangat tinggi, Agus mengungkapkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki karyawan banyak untuk diimbau apabila perusahaan itu memiliki lahan kosong untuk dibangun kawasan perumahan bagi pekerjanya.
"Kami siap menyiapkan dana untuk membangun rumah pekerja. Kami akan berikan kredit konstruksi untuk membangun dan yang membeli karyawannya akan kami berikan KPR," ucap Agus. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017