Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia mengintensifkan kas keliling di sembilan kabupaten/kota di Bali untuk menekan peredaran uang lusuh dalam mewujudkan "clean money policy" atau uang bersih yang layak edar.

"Kas keliling rutin kami lakukan menuju daerah khususnya `remote area` atau daerah pelosok di sembilan kabupaten/kota," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Minggu.

Menurut Causa, bank sentral itu menggelar rata-rata dua kali kas keliling dalam seminggu dan belum termasuk kas keliling yang digelar memanfaatkan momentum kegiatan tertentu.

Di antaranya kegiatan pameran yang digelar pemerintah daerah atau saat melaksanakan pasar murah dan kegiatan instansi lain.

Pada kas keliling itu, masyarakat dapat menukarkan uang lusuh, rusak atau uang baru emisi tahun 2016.

Selama tahun 2016, bank sentral itu telah melakukan 113 kali kas keliling atau naik 27 persen jika dibandingkan tahun 2015 sebanyak 89 kali.

Dengan adanya kas keliling, BI mengharapkan dapat mewujudkan uang layak edar atau "clean money policy" sebagai salah satu bentuk kedaulatan negara.

Selain dari masyarakat melalui kas keliling, uang lusuh juga didapatkan dari setoran perbankan ke BI yang didistribusikan kembali ke bank dengan uang baru.

Terkait uang baru emisi 2016, BI telah mendistribusikan Rp376,5 miliar atau 26.150.035 lembar dan keping yang terdiri dari uang pecahan besar Rp319,8 miliar dan sisanya uang pecahan kecil hingga triwulan pertama 2017. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017