Gianyar (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan Provinsi Bali bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar melakukan perawatan dan pemeliharaan (konservasi) terhadap ratusan lontar kuno milik masyarakat di Desa Sumita Kecamatan Gianyar.

"Upaya itu untuk menyelamatkan naskah-naskah karya sastra kuno dari kerusakan yang semakin parah, mengingat usianya yang mencapai ratusan tahun," kata Gusti Ngurah Budiarta, petugas konservasi lontar Dinas Kebudayaan Provinsi Bali di Gianyar, Sabtu.

Ia bersama sembilan petugas lain sebelumnya melakukan perawatan terhadap ratusan lontar kuno di rumah pemangku Pura Dalem Desa Pakraman Sumita, Gianyar, Jumat (17/3).

Jro Mangku Nyoman Sudana (62) mewarisi ratusan lontar yang disimpan di gudang di tempat suci (merajan) yang biasa dirawat dan dibersihkan setiap Hari Raya Saraswati, hari lahirannya ilmu pengetahuan yang jatuh setiap 210 hari sekali.

Lontar yang diwarisi secara turun temurun itu sebagian besar kondisinya masih bagus, namun sebagian kecil lainnya dalam kondisi rusak dan tidak bisa dibaca lagi.

Pihaknya menyambut baik upaya perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan Pemkab Gianyar dengan harapan karya sastra kuno itu dapat terpelihara dengan baik untuk generasi yang ada datang.

Hal itu sangat penting artinya, karena upaya perawatan yang dilakukan selama ini hanya menggunakan kapur barus.

"Kami belum pernah membaca isi lontar itu secara lengkap sehingga tidak tahu persis apa isinya, berapa usia lontar," ujar Jro Mangku Nyoman Sudana.

Gusti Ngurah Budiarta menjelaskan, upaya perawatan lontar yang dilakukan oleh sepuluh orang itu tenaga teknis itu dengan membersihkan debu menggunakan kuas.

Setiap lembaran lontar tersebut kemudian diolesi dengan minyak sereh campuran dengan alkohol selanjutnya sampai benar-benar kering.

Pengolesan minyak sereh menurut Budiarta bertujuan agar lembaran lontar tidak dimakan ngengat (rayap. Minyak sereh dicampur alkohol agar lontar tidak lembab akibat pengolesan minyak tersebut.

Setelah perawatan lontar selesai dilakukan, para petugas kemudian melakukan identifikasi terhadap seluruh lontar tersebut. "Identifikasi dilakukan dengan membaca judul, kalimat awal dan kalimat akhir," ujar Budiarta.

Identifikas tersebut untuk isi mengetahui lontar dan memperkirakanusia dari lontar tersebut.

Dari identifikasi awal yang dilakukan para petugas bersama Jro Mangku Sudana, diketahui lontar-lontar tersebut memuat tentang Dasa Aksara dan Kerta Basa. Lontar Kerta Basa itu selama ini jarang ditemukan.

"Lontar tersebut berisi tentang tata cara berbahasa yang baik," ujar Budiarta menambahkan terhadap beberapa lontar yang rusak sudah pernah disalin tahun 1996, sehingga karya sastra itu tidak hilang, ujar Budiarta. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017