Denpasar (Antara Bali) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Bali khawatir kasus pemerkosaan berantai terhadap anak perempuan, seperti yang dilakukan M Davis Suharto alias "Si Codet" kembali terulang di Pulau Dewata.

"Kami takut kasus pemerkosaan seperti yang dilakukan Si Codet muncul lagi, setelah kami menemukan dua kasus pemerkosaan yang terjadi selama dua bulan terakhir dengan korban dan modus yang hampir mirip," kata Ketua KPAI Bali dr AA Sri Wahyuni usai menyampaikan kinerja di Denpasar, Selasa.

Penyampaian kinerja sekaligus pembubaran KPAID di kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali itu ia menjelaskan, korban dari dua kasus pemerkosaan berumur sama sekitar sembilan tahun atau berstatus siswa kelas tiga sekolah dasar.

Selain itu, modus si pelaku pemerkosaan itu sama, yakni menanyakan kepada korban lokasi salah satu sekolah dasar yang ada di sekitar rumah korban. Kemudian pelaku meminta diantarkan ke lokasi tersebut.

"Setelah berhasil mengajak korban, pelaku sebelum melakukan aksinya, terlebih dahulu mengajak berkeliling kota menggunakan kendaraan roda empat. Setelah itu korban baru disimpan kembali di sekitar rumahnya pada dini hari," ujarnya.

Berdasarkan penuturan dari kedua korban, tambahnya, mereka mengalami kejadian itu sekitar waktu pulang sekolah, antara 15.00-16.00 Wita.

Perlu diketahui, kedua korban bertempat tinggal di wilayah yang berbeda. Korban Su, tinggal di Kabupaten Gianyar, anak kecil itu mengalami kasus kekerasan seksual pada Februari 2011.

Sedangkan kasus yang kedua dialami oleh AV, terjadi sekitar tiga minggu yang lalu atau sekitar pertengahan Maret. Kasus itu terjadi di wilayah Kota Denpasar.

"Sampai sekarang kedua kasus yang kembali menimpa anak perempuan tersebut belum bisa diungkap oleh kepolisian. Sehingga pelakunya masih bebas berkeliaran dan dikhawatirkan mencari mangsa baru," katanya cemas.

Dia berharap, kepolisian dan semua pihak berupaya untuk mencegah terulangnya kembali kasus pemerkosaan berantai yang terjadi pada 2010.

"Keterangan terakhir yang kami peroleh dari Polres Gianyar, sketsa wajah pelaku sudah diperoleh namun tidak disebar ke masyarakat dengan alasan takut pelakunya menghilang dan berhasil melarikan diri," ujarnya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011