Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat Kota Denpasar dan sekitarnya berduyun-duyun memadati Pantai Sanur, Denpasar, untuk melaksanakan kegiatan ritual "Banyupinaruh", Minggu pagi.
Kegiatan mandi di pantai yang dilakukan ribuan warga setempat dilakukan sehari setelahan Hari Suci Saraswati, hari lahirnya ilmu pengetahuan, Sabtu (21/1).
"Kami sengaja datang ke Pantai Sanur bersama keluarga `me-banyupinaruhan` karena arus air lautnya relatif lebih tenang dibandingkan pantai lain," kata Wayan Rupania, salah seorang warga setempat di Pantai Sanur.
"Banyupinaruh" bagi umat Hindu di Bali untuk melakukan penyucian. Oleh sebab itu masyarakat sejak pagi hari telah menuju sumber-sumber mata air seperti sungai, laut, ataupun pancuran.
Umat Hindu memulai ritual "Banyupinaruh" dengan menghaturkan sesajen dan bersembahyang di pantai terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan prosesi mandi.
Rupania bersama anggota keluarganya juga tampak melaksanakan hal serupa, dengan khusyuk, yakni terlebih dahulu berdoa, kemudian mandi.
"Tempat itu, saya merasa lebih nyaman mengajak anak-anak mandi, selain untuk menunaikan ritual sekaligus mengisi waktu liburan," kata Ruapnia.
Pengunjung Pantai Matahari Terbit sembari mandi ada juga yang menikmati permainan kano, sementara anak-anak bermain air dengan menggunakan pelampung berbentuk bebek agar bisa mengapung. Pelampung maupun kano banyak disewakan oleh para pengelola jasa wisata.
Di sisi lain, areal parkir di Jalan Hangtuah, sebagai pintu masuk menuju Pantai Sanur, sampai tidak mampu menampung membeludaknya kunjungan ribuan warga silih berganti, sehingga jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan ribu orang.
Selain itu, wisatawan domestik dan mancanegara nampak menikmati keindahan panatai Sanur sekaligus mengabadikan momentum tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kegiatan mandi di pantai yang dilakukan ribuan warga setempat dilakukan sehari setelahan Hari Suci Saraswati, hari lahirnya ilmu pengetahuan, Sabtu (21/1).
"Kami sengaja datang ke Pantai Sanur bersama keluarga `me-banyupinaruhan` karena arus air lautnya relatif lebih tenang dibandingkan pantai lain," kata Wayan Rupania, salah seorang warga setempat di Pantai Sanur.
"Banyupinaruh" bagi umat Hindu di Bali untuk melakukan penyucian. Oleh sebab itu masyarakat sejak pagi hari telah menuju sumber-sumber mata air seperti sungai, laut, ataupun pancuran.
Umat Hindu memulai ritual "Banyupinaruh" dengan menghaturkan sesajen dan bersembahyang di pantai terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan prosesi mandi.
Rupania bersama anggota keluarganya juga tampak melaksanakan hal serupa, dengan khusyuk, yakni terlebih dahulu berdoa, kemudian mandi.
"Tempat itu, saya merasa lebih nyaman mengajak anak-anak mandi, selain untuk menunaikan ritual sekaligus mengisi waktu liburan," kata Ruapnia.
Pengunjung Pantai Matahari Terbit sembari mandi ada juga yang menikmati permainan kano, sementara anak-anak bermain air dengan menggunakan pelampung berbentuk bebek agar bisa mengapung. Pelampung maupun kano banyak disewakan oleh para pengelola jasa wisata.
Di sisi lain, areal parkir di Jalan Hangtuah, sebagai pintu masuk menuju Pantai Sanur, sampai tidak mampu menampung membeludaknya kunjungan ribuan warga silih berganti, sehingga jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan ribu orang.
Selain itu, wisatawan domestik dan mancanegara nampak menikmati keindahan panatai Sanur sekaligus mengabadikan momentum tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017