Denpasar (Antara Bali) - Pulau Bali yang biasanya ramai dengan berbagai
kegiatan wisata senyap saat umat Hindu hening melaksanakan Tapa Brata
Penyepian menyambut Tahun Baru Saka 1938 pada Rabu, ketika gerhana
matahari total meliputi beberapa bagian wilayah Indonesia.
Umat
Hindu melaksanakan tapa brata dengan mengurung diri, pantang melakukan
beberapa hal, dan melakukan introspeksi diri selama 24 jam sejak pukul
06.00 pagi ini sampai pukul 06.00 besok.
Selama Tapa Brata Penyepian, mereka melakukan apa yang disebut amati karya (tidak bekerja dan melakukan aktivitas), amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu, tanpa hiburan/bersenang-senang).
Karena Hari Suci Nyepi bertepatan dengan gerhana matahari total,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Antarumat Beragama
(FKAUB) telah bersepakat bahwa umat Islam yang ada di Bali tetap dapat
melaksanakan shalat gerhana di masjid dan mushala terdekat menurut
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof Dr I
Gusti Ngurah Sudiana.
Ketua Umum MUI Kota Denpasar Saefudin menambahkan pengurus masjid
dan mushala sudah berkoordinasi dengan petugas keamanan desa adat atau
pecalang di sekitarnya agar warga bisa melaksanakan shalat gerhana
antara pukul 07.30 hingga pukul 09.00 waktu setempat.
Menurut kesepakatan, pengurus masjid dan mushala tidak menggunakan
pengeras suara saat shalat dan mereka yang hendak melaksanakan shalat
wajib mengenakan busana khas ibadah dan berjalan kaki dari rumah ke
masjid terdekat.
Kompleks perumahan Perum-Perumnas Monang-Maning Denpasar, kawasan
pemukiman yang dihuni sekitar 2.500 kepala keluarga dari berbagai etnis,
menunjukkan toleransi terhadap pelaksanaan Tapa Brata Penyepian umat
Hindu.
Jalan dan gang-gangnya sepi, hanya ada beberapa pecalang yang berjaga di ujung gang dan perempatan jalan.
Pemandangan serupa terjadi di hampir seluruh pelosok pedesaan di Pulau Dewata.
Wisatawan
mancanegara yang sedang berlibur di Bali pun hanya diperkenankan
melakukan aktivitas di dalam kawasan hotel tempatnya menginap.
Ketua
PHDI Bali mengatakan, majelis lintas agama sebelumnya telah
mengeluarkan seruan bersama untuk mendukung pelaksanaan Hari Suci Nyepi
tahun baru saka 1938, yang telah disosialisasikan ke 1.480 desa adat
(pekraman) dan berbagai komunitas di Pulau Dewata.
Prajuru desa pekraman dan pecalang bertanggungjawab mengamankan
rangkaian pelaksanaan Nyepi di wilayah masing-masing berkoordinasi
dengan aparat keamanan terkait.
Berdasarkan pada keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Kementerian
Perhubungan dan Surat Edaran Gubernur Bali, Bandara Ngurah Rai dan
seluruh pintu masuk ke Pulau Dewata juga ditutup saat Nyepi. (WDY)
Umat Hindu laksanakan Tapa Brata Penyepian
Rabu, 9 Maret 2016 14:55 WIB