Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Senin pagi bergerak melemah sebesar 25 poin menjadi
Rp12.480 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.455 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin mengatakan
euforia rencana pembelian surat utang atau obligasi oleh bank sentral
Eropa (ECB) bertemu dengan sentimen negatif dari semakin tingginya
peluang keluarnya Yunani dari negara kawasan Euro setelah kemenangan
partai Syriza pada pemilu Yunani.
"Situasi itu diperkirakan semakin menekan euro terhadap dolar AS
sehingga memicu pelemahan mata uang global termasuk rupiah," katanya.
Ia menambahkan bahwa keluarnya Yunani dari negara-negara kawasan
Euro kemungkinan membuat investor khawatir karena akan mengubah beberapa
program keuangan yang telah diterapkan.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada
menambahkan bahwa potensi keluarnya Yunani dari negara-negara Euro dapat
mengganggu program bailout yang berdampak pada pembayaran ke kreditur.
"Meski demikian, fluktuasi rupiah masih stabil terhadap dolar AS di
tengah sentimen negatif eksternal terutama dari Eropa. Rupiah masih
ditopang oleh optimisnya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
domestik," katanya.
Menurut dia, target moderat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015
sebesar 5,6-5,8 persen, atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya akan
memberikan harapan positif pada mata uang rupiah.
Di sisi lain, produk domestik bruto (PDB) Tiongkok yang menguat
akan membuat mata uang rupiah masih terjaga. PDB Tiongkok naik 7,4
persen pada 2014 dibanding tahun sebelumnya. "Tiongkok merupakan salah
satu mitra dagang utama Indonesia," katanya.(WDY)
Rupiah Senin Pagi Melemah Menjadi Rp12.480
Senin, 26 Januari 2015 10:53 WIB