Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta Senin pagi menguat lima poin menjadi Rp11.955 per dolar AS
dari posisi terakhir pekan lalu.
"Laju mata uang rupiah kembali berada di area positif. Sebagian
pelaku pasar mencoba memanfaatkan tren melemahnya dolar AS setelah
pertemuan The Fed belum akan menaikan suku bunganya," kata Analis riset
Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada.
Menurut dia, hasil pertemuan The Federal Reserve itu mendorong
pelaku pasar kembali mentransaksikan mata uang negara-negara berkembang,
termasuk rupiah, meski masih terbatas.
"Diharapkan nilai tukar rupiah kembali berada di area tren positif
dengan memanfaatkan sentimen dari pelemahan dolar AS," katanya.
Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan, sentimen
dari Tiongkok terkait dengan suntikan likuiditas 81 miliar dolar AS
untuk mendorong pertumbuhan ekonominya masih berdampak positif ke pasar
negara berkembang
Di sisi lain, ia mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia yang
juga masih cukup kuat akan mampu menopang nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS ke depan.
"Apalagi, jika susunan menteri di dalam kabinet pemerintah baru
nanti dinilai sesuai dengan ekspektasi pasar. Itu bisa mendorong
kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, nilai tukar rupiah masih berpeluang
terkoreksi menyusul munculnya survei bahwa anggota The Fed menginginkan
kenaikan suku bunga AS (Fed rate) lebih cepat dan lebih tinggi daripada
estimasi pasar.
"Kenaikan Fed rate hanya masalah waktu saja," ucap Lukman Leong.(WDY)
Rupiah Menguat jadi Rp11.955 Per Dolar
Senin, 22 September 2014 10:28 WIB