Manila (Antara Bali) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Jumat,
mengulurkan tawaran perdamaian kepada Abu Sayyaf dengan meminta kelompok
pemberontak itu mulai berunding pemerintah serta menghentikan
pembajakan dan penculikan.
Beberapa bulan sebelumnya, Duterte sempat mengatakan tidak akan ada penyelesaian damai dalam menghadap Abu Sayyaf.
Namun, sementara pasukan berkekuatan 10.000 personel di Filipina
selatan tidak mampu mengendalikan penyanderaan dan keamanan warga sipil
bisa terancam, Duterte mengatakan perang habis-habisan bukan jawabannya.
"Saya bisa saja jahat, tapi ini soal bangsa. Bisa saja saya lakukan
saat ini juga," kata Duterte soal menghabisi Abu Sayyaf, setelah ia
mengunjungi para prajurit yang terluka ketika berperang melawan para
milisi.
"Saya bisa saja mengebomi mereka... tapi apa manfaatnya untuk kita?
(Kalau ada yang, red) membunuh 20.000 orang, lalu kita menghabisi
mereka (pelaku, red), mengebom mereka sampai mati. Apakah akan membawa
perdamaian kalau saya menggunakan kekuatan?
"Kalau ingin berunding, saya bisa bertemu mereka di mana saja. Saya bisa pergi sendiri. Kasih rakyat kita kesempatan."
Abu Sayyaf, yang memiliki kubu kekuatan di pulau Jolo dan Basilan,
saat ini sedang menyandera 22 orang, yang sebagian besarnya merupakan
warga asing. Kelompok itu menuntut tebusan puluhan ribu dolar bagi
pembebasan para sandera.
Kelompok Abu Sayyaf awal tahun ini melakukan pemenggalan kepala
terhadap dua sandera asal Kanada, mengundang kecaman dari dunia
internasional.
Duterte telah meluncurkan proses perdamaian di seluruh negeri
dengan para pemberontak Mao serta kelompok-kelompok separatis bersenjata
dengan tujuan untuk menerapkan federalisme di Filipina.
Namun, ia mengatakan proses tersebut tidak melibatkan milisi Abu
Sayyaf karena kelompok itu adalah musuh negara yang kejam dan telah
membunuhi orang-orang tak bersalah karena uang.
Pada Jumat, Duterte mengatakan perundingan bisa dilangsungkan jika
para pemberontak berhenti melakukan aksi-aksi ilegal mereka.
"Saya akan membangun sebuah rumah sakit di Basilan, jangan culik
para pekerja, biarkan mereka bekerja. Kalau kalian (kelompok
pemberontak, red) bisa benar-benar berhenti (melakukan aksi ilegal,
red), mari kita berunding," ujarnya, dilaporkan Reuters. (WDY)
Presiden Duterte Minta Abu Sayyaf Hentikan Penculikan dan Mulai Berunding
Sabtu, 26 November 2016 13:36 WIB