Denpasar (Antara Bali) - PemerintahKota Denpasar memang layak dijuluki "Kota Pendidikan", pasalnya semua satuan pendidikan yang ada di Denpasar benar-benar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan berprestasi. Untuk itulah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral selalu mengikutsertakan sekolah-sekolah di Kota Denpasar baik PAUD,SD,SMP,SMA,SMK dalam kerangka pemodelan proyek-proyek inovatif yang digagas kementerian -kementerian di Jakarta.
Kini salah satu sekolah menengah yang dipakai piloting proyek Education Parenting dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah SMP N 3 Denpasar, SMP yang telah berusia 38 tahun, 6 Oktober 2016 dikunjungi oleh para Delegasi Southeast Asian Minister of Education Organiztion (SEAMEO) Regional Center for Early Childhood Care and Education and Parenting (CECCEP).
SMP N 3 Denpasar lebih dikenal dengan SMEP Negeri Denpasar dikunjungi sebagai kegiatan visitasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus obyek studi para delegasi SEAMEO-CECCEP dalam kerangka studi kelayakan Regional Consultative Meeting ( RCM).
Hasil kegiatan akan menjadi bahan pertimbangan SEAMEO untuk merekomendasi Indonesia sebagai Regional Center SEAMEO-CECCEP, tutur Kepala Sekolah SMPN 3 Denpasar I Wayan Murdana, S.Pd, M.Psi , sambil menyebutkan bahwa lembaga pendidikan yang dipimpinnya itu dipatenkan sebagai Piloting Proyek Pendidikan Parenting.
"Saya bersyukur ditunjukan SMP N 3 Denpasar sebagai proyek percontohan, karena secara tidak langsung terhadap apa yang telah saya praktekan selama ini ternyata menjadi bahan kajian dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan," tuturnya bangga.
Apa sebenarnya pendidikan parenting itu ?, Wayan Murdana dengan gambling menjelaskan bahwa
Pendidikan parenting sesungguhnya konsep pedidikan psikologi dan sangat mendasar perannya dalam layanan pendidikan, Mengapa? Karena jika sekolah tidak mau tahu tentang kehidupan dan penghidupan para orangtua murid atau cuek terhadap situasi dan kondisi keluarga para murid niscaya sekolah akan tumbuh dengan karakter ' ego sentris'.
Konsep pendidikan karakter yang berpusat pada sekolah. Dampak sekolah akan semakin ekslusif jika semua konponen sekolah benar-benar profesional dalam pembelajaran. Nilai tinggi, prestasi bagus pasti bisa diraih anak didik.
Akan tetapi anak didik akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah. Anak-anak tidak bisa ramah jika berhadapan dengan orang-orang diluar lingkungan sekolah. Anak-anak akan terbangun dengan komunikasi satu arah, apa yang diberikan guru itulah yang akan dijawab.
Untuk memberikan kepercayaan kepada siswa maka perlu konsep dasar pendidikan parenting perlu diterapkan, sebab menurut saya, konsep dasar pendidikan parenting adalah bentuk layanan pendidikan yang mendekatkan tiga komponen dasar pendidikan, yakni; sekolah-keluarga-masyarakat.
Tujuannya adalah adanya kemampuan sekolah untuk membangun komunikasi yang intensif antara sekolah dan keluarga (para orangtua murid). Harapannya adalah keluarga banyak tahu mengenai pendidikan disekolah bagi anak-anaknya.
Untuk mencapai tujuan itu maka SMP N 3 Denpasar terus menerus berupaya mencari dan mengembangakan ide-ide kreatif dan inovativ bagi kepentingan pengembangan dan perluasan pendidikan parenting ini. Beberapa kegiatan pendidikan parenting yang sudah berlangsung di SMP N 3 Denpasar, antara lain:
SMP N 3 Denpasar, melakukan hubungan dengan pihak orangtua murid dari awal murid mengenal SMP N 3 Denpasar. Kegiatannya, berupa mewajibkan para orangtua untuk mengantar dan menjemput anak-anaknya pada masa-masa perkenalan lingkungan sekolah.
Demikian, juga pada saat penerimaan rapor, SMPN 3 Denpasar akan memberikan laporan kepada para orangtua murid, SMPN 3 Denpasar juga intensive melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling melalui saluran media sosial, line,WA dan SMS.
SMPN 3 Denpasar juga memadukan upaya-upaya kreativitas keluarga murid berbasis lingkungan rumah tangga. Harmonisasi orangtua dan anak akan dapat dipahami secara jelas oleh pihak sekolah melalui usaha kebersihan lingkungan rumah tangga murid.
Transfer knowledge terjadi dari sekolah-anak-rumah, Atas kegiatan dan usaha itu sekolah wajib melakukan home visit sekaligus memberikan penilaian. Kegiatan "bengkel kreativitas" yang terbangun di sekolah dapat dipraktekkan oleh murid beserta orangtuanya.
Hubungan sekolah dengan orang tua murid terbina baik, dimana pernah ada kegiatan ceramah kepada orangtua murid yang di dampingi langsung oleh anak-anaknya dengan mendatangkan para konselor kondang seperti : Diah Retna dan Bunda Arsaningsih.
Tim Kementerian juga menyarankan agar sekolah memberikan ruang dan kesempatan kepada para orangtua murid yang memiliki kemampuan khusus (profesional) dibidangnya untuk mengasah talenta anak-anak. Harapannya, anak-anak bisa tumbuh dan berkembang mencontohkan sikap profesional yang ditunjukan para orangtuanya.
Melalui penerapan ini diharapkan akan terjalin dengan harmonis antara guru sebagai pendidik, siswa dan orang tua murid termasuk kepada lingkungannya sehingga mampu memperkecil kenakalan yang dibuat anak-anak sekolah di daerah parwisata Bali. (WDY)