Sydney (Antara Bali) - Beberapa peneliti Australia telah mendapati tanaman juga mengalami stres.
Tanaman
jika stres juga mengirim sinyal pertahanan seperti manusia, kata para
peneliti yang mempelajari pola prilaku kubis dalam satu studi pimpinan
insternasional.
Profesor Bioteknologi Tanaman Jimmy Botella dari Plant Genetic
Engineering Laboratory di School of Agriculture and Food Sciences,
University of Queensland, mengatakan penelitian yang dipimpin oleh
University of North Carolina telah mempelajari keluarga protein-G pada
Arabidopsis thaliana dari keluarga Brasscica, yang meliputi kubis.
"Tanaman telah menyesuaikan diri dengan mesin yang digunakan manusia
untuk melihat guna mempertahankan diri dari patogen dan tekanan air,"
kata Botella di dalam satu pernyataan pada Rabu.
"Pada manusia, protein-G membantu orang merasakan cahaya, aroma,
bau, dan terlibat dalam prilaku dan pengaturan suasana hati melalui zat
seperti adrenalin, histamin, dopamin dan serotonin."
"Protein-G ada pada hampir semua organisme hidup dan sebanyak
separuh dari semua pengobatan manusia mencapai efeknya melalui reseptor
yang ditambah protein-G," kata Botella, sebagaimana dikutip kantor
berita Xinhua.
Laboratorium Botella sebelumnya telah meneliti peran penting yang
dimainkan protein-G dalam meningkatkan hasil pertanian seperti beras dan
mempelajari tanaman lain padi-padian untuk membantu menanggulangi
keamanan pangan dunia.
"Laboratorium kami sebelumnya juga telah mendapati tanaman berisi
lebih banyak protein-G ini dibandingkan dengan manusia," katanya.
"Di dalam dokumen baru ini kami menyediakan bagian sejarah,
bagaimana protein tersebut berevolusi dan apa yang kami kira adalah
penyebab utama bagi evolusi itu," katanya.
"Kami memperlihatkan bahwa protein-G telah mengalahkan manusia dalam hal evolusioner," tambahnya.
Ia mengatakan anggota "klasik" mesin protein-G pada tanaman
mempertahankan peran mereka dalam perkembangan (seperti manusia)
sedangkan anggota yang lebih baru dari keluarga protein-G telah
mengkhususkan diri pada reaksi tekanan lingkungan hidup.
"Ini mencerminkan perbedaan utama antara sebagian besar hewan dan
tanaman, bahwa meskipun hewan dapat menghindari situasi stres dengan
bergerak, kebanyakan tanaman tak tertahan di satu tempat dan perlu
memiliki penyelesaian cerdik untuk bertahan hidup," katanya.
Penelitian itu dipimpin oleh Dr. Alan Jones dan Dr. Daisuke Urano
serta melibatkan peneliti dari National University of Singapore dan Cold
Spring Harbor Laboratory, New York.
"Keluarga protein ini penting dan secara luas dipelajari pada sistem
hewan, tapi peran mereka pada sistem tanaman masih banyak belum
diketahui," katanya. (WDY)
Kubis Alias Kol Ternyata Bisa Stres Mirip Manusia
Rabu, 12 Oktober 2016 15:03 WIB