Semarang (Antara Bali) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan meski
Indonesia sudah 18 tahun menjalani reformasi, namun demokrasi belum
sepenuhnya dilaksanakan. Terbukti dengan masih adanya
kesepakatan-kesepakatan antara partai politik dan para pemilik modal.
"Demokrasi kita ini memang sukses, tapi di balik itu terjadi
perselingkuhan antara partai politik sebagai pelaksana demokrasi dengan
pemilik modal, karena memang ongkos demokrasi sangat mahal maka ada
perselingkuhan. Ini harus diluruskan, bagaimana caranya? Caranya dengan
pengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan kita," kata Zulkifli saat
memberikan kuliah umum bertema di Gedung Serba Guna Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Diponegoro di Jalan Prof Soedharto, Semarang pada
Rabu.
Dalam kuliah umum bertema "Membangun Sistem Politik yang Beradab dengan
Landasan Empat Konsensus Kebangsaan untuk Indonesia yang Maju dan
Bermartabat" Zulkifli mengingatkan ratusan mahasiswa Undip yang hadir
akan pentingnya menerapkan empat nilai kebangsaan dalam kehidupan
sehari-hari.
"Kita sudah punya nilai-nilai kebangsaan sejak lama, tanggal 17
Agustus 1945 kita merdeka, keesokan harinya sudah punya ideologi, yang
dikenal dengan Empat Konsensus Kebangsaan atau kalau di MPR dikenal
dengan Empat Pilar: Pancasila, UUD, NKRI, Bhineka Tunggal Ika. Tidak
banyak negara yang bisa begitu," katanya.
Zulkifli mengatakan demokrasi politik di Indonesia harus diimbangi
dengan demokrasi ekonomi karena tujuan akhir demokrasi adalah
kesejahteraan rakyat.
"Demokrasi politik harus seiring sejalan dengan demokrasi ekonomi karena
demokrasi artinya bukan hanya sekadar bebas tapi demokrasi memiliki
tujuan akhir kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Kuliah umum turut dihadiri Rektor Undip Profesor Dr Yos Johan Utama
M.Hum serta Dekan Fakultas Ilmu Budaya Dr Redyanto Noor M.Hum. (WDY)
Zulkifli Sebut Ada Perselingkuhan Parpol dan Pemilik Modal
Rabu, 28 September 2016 15:07 WIB