Singaraja (Antara Bali) - Warga Desa Umejero, Kabupaten Buleleng, Bali, melestarikan tradisi "mepatung" atau iuran bersama memotong seekor babi pada perayaan penampahan Galungan, sehari sebelum hari raya Galungan.
"Tradisi ini sudah berjalan sejak dulu. Beberapa masyarakat sudah memulainya sejak hari `penyajaan`, dua hari sebelum hari raya Galungan," kata Gusti Ketut Arnawa, salah seorang tokoh masyarakat di desa setempat, Selasa.
Ia mengatakan, tradisi "mepatung" bermakna bersama-sama membeli babi kemudian memotongnya secara bersama-sama pula dan dagingnya dibagikan secara merata ke semua anggota.
Tradisi tersebut, kata dia, bermakna gotong royong, saling meringankan beban yang dihadapi selain juga memupuk rasa solidaritas dan kerja sama antar tetangga dan warga sekitar.
Ia menambahkan, bagi yang dipotong adalah berukuran cukup besar. "Kadang ada beratnya mencapai sekitar 200 kilogram. Tetapi juga ada yang memotong lebih dari satu ekor babi," tambahnya.
Dikatakan pula, setelah daging dibagi secara merata kemudian dibawa ke rumah masing-masing untuk selanjutnya diolah menjadi bahan makanan khas Bali seperti lawar, sate dan lain sebagainya.
Kedepannya, dia sebagai tokoh masyarakat berharap tradisi tersebut dapat dilanjutkan oleh generasi muda saat ini. "Tradisi leluhur intinya harus tetap dijaga dan jangan sampai dilupakan," tandasnya. (WDY)
Warga Buleleng Lestarikan Tradisi "Mepatung" Galungan
Selasa, 6 September 2016 13:36 WIB