Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin
Nasution, meminta keterlibatan BUMN di hulu industri unggas agar harga
daging ayam ras di tingkat pedagang tetap stabil.
"Kita harus masuk ke hulu industri perunggasan ini dan mulai
merancang kebijakan dari sekarang. Jika terus begini, persaingan tidak
jalan dan kita tidak bisa mulai dengan pasar yang terlalu pincang," kata
Nasution, seusai memimpin rapat koordinasi, di Jakarta, Jumat.
Dalam rapat koordinasi terbatas membahas penyehatan struktur
industri peternakan ayam ini ikut hadir Menteri BUMN, Rini Soemarno,
Menteri Perindustrian, Saleh Husin, dan Ketua Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU), M Syarkawi Rauf.
Menurut data, pada periode 2013-2014 telah terjadi kelebihan
produksi daging ayam, karena impor diluar kuota yang ditetapkan, akibat
kurang akuratnya estimasi penghitungan permintaan.
Selain itu, persaingan distribusi di pasaran menjadi pincang
karena perusahaan integrasi besar ikut memasok daging ayam ke pasar
tradisional.
Saat ini, sekitar 95 persen usaha peternakan ayam ras pedaging (broiler) dikuasai perusahaan integrasi dan hanya lima persen untuk peternak mandiri. Sedangkan peternak ayam ras petelur (layer) 100 persen oleh peternak mandiri.
Sementara itu, dari hasil pantauan KPPU pada Januari-Februari
2016, terjadi disparitas harga yang tinggi untuk komoditas daging ayam.
Daging ayam di tingkat peternak mencapai Rp10.000 per kilogram.
Namun, harga daging ayam di pasaran berkisar Rp38.000-Rp40.000 per
kilogram dari harga yang ideal Rp18.000 per kilogram.
Oleh karena itu, intervensi BUMN dibutuhkan sebagai penyeimbang
perusahaan besar yang mendominasi bisnis daging ayam dan menjaga harga
agar tidak terlalu tinggi. (WDY)
BUMN Terlibat Stabilisasi Harga Daging Ayam
Sabtu, 14 Mei 2016 10:45 WIB