Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, lagu
Genjer-genjer sebenarnya hanya lagu yang bersifat umum, tapi
mengingatkan kembali suasana kesedihan terutama bagi TNI saat
terjadinya pembantaian para jenderal tahun 1965.
"Khususnya bagi TNI, lagu ini sangat menyakitkan apabila diingat
dalam sejarah G30S PKI itu yang sering kita baca atau tonton filmnya,
saat pembantaian para jenderal kita diiringi lagu ini," kata Wapres
Kalla di Jakarta, Jumat.
Wapres menilai, lagu tersebut bukanlah sesuatu yang berkaitan
dengan komunisme tapi suasananya mengingatkan kembali orang-orang pada
peristiwa tersebut yang menimbulkan kemarahan bersama.
Akhir-akhir ini semakin marak beredar atribut-atribut terkait
komunisme sehingga aparat hukum melakukan penyitaan atribut tersebut di
sejumlah daerah. Munculnya kembali atribut komunisme itu menimbulkan
kekhawatiran munculnya kembali gerakan komunis di Tanah Air.
Menyikapi hal tersebut, Wapres menilai bahwa munculnya hal-hal
tersebut hanya untuk menarik perhatian dan bukan sebagai ancaman.
"Saya tidak yakin kondisi hari ini akan ada paham komunis tumbuh di
negara mana pun di dunia ini. Bahwa itu mungkin mereka buat isu saja
atau untuk menarik perhatian, bisa saja," kata Wapres.
Wapres mengatakan, komunisme merupakan paham dan paham tersebut
terbukti gagal. Karena itu di negara yang dulunya komunis hampir semua
berubah seperti Rusia, China dan Eropa Timur paham tersebut sudah tidak
ada lagi. (WDY)
Jusuf Kalla Berkomentar Soal Lagu Genjer-Genjer
Sabtu, 14 Mei 2016 10:39 WIB