Denpasar (Antara Bali) - Kota Singaraja, Bali utara mengalami deflasi sebesar 0,06 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 131,14 pada bulan April 2016 yang merupakan deflasi terendah di Indonesia.
"Tingkat inflasi tahun kelender April 2016 sebesar 1,50 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun yakni April 2016 terhadap April 2015 sebesar 3,70 persen," kata persen," kata Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Nyoman Subadri di Denpasar, Senin.
Didampingi Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, ia mengatakan, deflasi tersebut ditunjukkan dengan turunnya indeks kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -2,52 persen.
Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,02 persen. Peningkatan indeks terjadi pada kelompok sandang 0,56 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,45 persen.
Nyoman Subadri menambahkan, sedangkan kelompok bahan makanan meningkat 0,34 persen, kelompok kesehatan 0,24 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks.
Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain bensin, cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras, bayam, angkutan dalam kota, tarif listrik, pisang, ketimun dan ikan ekor kuning.
Komoditas yang mengalami peningkatan harga meliputi bawang merah, daging ayam ras, jeruk, kopi manis, tomat sayur, rokok kretek filter, buncis, kontrak rumah, apel dan ikan cakalang sisik.
I Nyoman Subadri menjelaskan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei, tercatat 77 kota diantaranya mengalami deflasi dan lima kota lainnya mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga -1,79 persen dan terendah di Singaraja, Bali -0,006 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Tarakan 0,45 persen dan terendah di Banjarmasin 0,04 persen, ujar I Nyoman Subadri. (WDY)