Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan sudah menerapkan pelayanan masyarakat berbasis program "smart city" (kota cerdas) dalam pertumbuhan ekonomi dan kebudayaan.
"Kebudayaan itu sendiri di dalamnya terdapat kepercayaan, tradisi serta kreativitas. Dua komponen ini sangat penting antara `prosperity dan happiness` yang merupakan tujuan dari kota tersebut," kata Rai Dharmawijaya Mantra pada acara "Enterpreneur Festival" di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan keberadaan kota tidak hanya sekadar pertumbuhan ekonomi, namun ada pengendali yang memberikan kebahagiaan pada masyarakatnya yaitu kebudayaan. Untuk kebudayaan itu sendiri Kota Denpasar memiliki akar budaya yang kuat dimana diperankan oleh para seniman.
Dengan adanya potensi yang besar tersebut, Rai Mantra berkeinginan mewujudkan Denpasar sebagai kota animasi, didukung Kementerian Perindustrian telah terbentuk "Bali Creative Center" yang sebelumnya bernama Santraha Griasta.
Bahkan pemerintah pusat telah membentuk incubator pelatihan informasi teknologi. Kota Denpasar telah memiliki infrastruktur untuk menjadi kota animasi mulai dari sekolah sampai pada industrinya.
"Namun infrastrukturnya yaitu sumber daya manusia harus perlu disiapkan. Bisnis animasi merupakan bisnis yang sangat menjanjikan. Kalau ada yang ingin berbisnis animasi Kota Denpasar telah mempersiapkan infrastruktur tersebut," katanya.
Rai Mantra menambahkan permasalahan "smart city" akibat tingginya pertumbuhan urban. Hal ini kemajuan yang pesat terjadi di kota besar seperti Kota Denpasar hal ini mengundang para urban untuk mengadu nasibnya di kota besar tanpa memiliki kompetensi sehingga kalah dalam persaingan.
Dikatakan bila tidak mampu mengendalikan pertumbuhan urban tersebut kemudian hari akan menimbulkan permasalahan sosial yang besar bagi kota itu sendiri. Untuk itu "smart city" menawarkan suatu konsep penanganan masalah perkotaan tersebut.
Menurut dia, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengatasi permasalahan kota melalui aspek-aspek yang berhubungan dengan teknologi termasuk juga pertumbuhan ekonomi.
Di Kota Denpasar dalam melakukan pelayanan telah mengarah pada penerapan jaringan "online" atau berjaringan. Era digitalisasi ini masyarakat menginginkan kecepatan dan ketepatan merupakan kata kunci dari pelayanan berbasis "online".
Rai Mantra mencontohkan di zaman keterbukaan informasi ini menjadi kekhawatiran para orang tua murid dalam melakukan pengawasan pendidikan anaknya. Untuk itu pihaknya telah menerapkan absensi wajah pada siswa termasuk pengawasan pembelajaran di ruang kelas yang bisa diketahui secara "online" oleh orang tua murid melalui androidnya.
Tidak hanya itu, kata Rai Mantra, dalam menangani permasalah perkotaan telah menerapkan "online" dalam mengawasi pemecahan setiap permasalah oleh aparaturnya.
"Ini menjadi ukuran kinerja setiap aparatur pemerintahan. Sebagai aparatur sipil negara (ASN) dituntut kinerja dalam pelayanan masyarakat yang cepat dan efektif," katanya. (WDY)
