Denpasar (Antara Bali) - Perkantoran instansi pemerintah dan perusahaan swasta di Bali tutup selama tiga hari, tetapi fakultatif, terkait umat Hindu merayakan Hari Suci Galungan, 7-9 Desember 2010.
"Hari Suci Galungan adalah kemenangan dharma (kebajikan) atas adharma (keburukan), dan kebetulan Selasa (7/12) hari libur nasional. Berarti libur lokal itu hanya berlangsung dua hari," kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi, Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, sementara proses belajar mengajar untuk seluruh jenjang pendidikan libur selama dua pekan, setelah para siswa menerima rapor semesteran.
Dua dari tiga hari itu sebenarnya merupakan hari kerja biasa, namun Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberikan kemudahan berupa libur fakultatif kepada seluruh karyawan-karyawati satuan perangkat kerja daerah (SKPD) untuk melaksanakan rangkaian kegiatan ritual.
Ketut Teneng menjelaskan, ketiga hari libur fakultatif tersebut meliputi hari Penampahan Galungan yang jatuh Selasa (7/12), guna menyiapkan segala keperluan upacara keagamaan, disusul Hari Raya Galungan, Rabu (8/12) dan umanis Galungan Kamis, (8/12).
Bagi instansi yang mengemban tugas pelayanan publik seperti rumah sakit tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan jadual karyawan diatur sedemikian rupa.
Hari suci Galungan menurut Doktor Drs I Ketut Sumadi, M.Par, dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, selain bermakna memperingati kemenangan dharma atas adharma, juga memberikan keheningan atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dilimpahkan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.
Hari Kemenangan Dharma sekaligus kebangkitan, merupakan "tangga" menuju pemusatan pikiran dan kesucian diri, agar umat manusia dalam menjalani kehidupan benar-benar suci dan bersih.
"Pikiran suci akan mampu menghilangkan semua pengaruh yang bisa membawa dampak negatif," kata Ketut Sumadi.
Rangkaian kegiatan ritual terkait Galungan kali ini, dilakukan sejak sepekan terakhir yang diawali hari "Sugihan", hingga Hari Raya Kuningan yang jatuh pada hari Sabtu 18 Desember mendatang.
Umat Hindu pada hari-hari baik itu sibuk menghaturkan sesaji kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dalam semua manifestasinya, sebagai perwujudan rasa bhakti dan syukur atas segala kemakmuran yang dilimpahkan-Nya.
Bumi Dewata yang dihiasi penjor, serta tempat-tempat suci dipasangi kain aneka warna pada hari yang "istimewa" itu, diharapkan mampu memancarkan sinar kedamaian, sekaligus memberikan kesejukan pada setiap hati sanubari umat manusia.
Semua itu sebagai cermin merayakan kemenangan atas kebajikan (dharma) dalam menetralisir kejahatan (adharma). Umat Hindu di berbagai pelosok pedesaan Pulau Dewata pada Hari Suci Galungan itu mementaskan kesenian barong, rangda dan jenis kesenian sakral lainnya keliling desa (ngelawang), tutur Ketut Sumadi.(*)
Galungan Perkantoran Di Bali Tutup Tiga Hari
Minggu, 5 Desember 2010 12:58 WIB