Jakarta (Antara Bali) - Ketua Umum Partai Golkar hasil musyawarah
nasional Ancol Agung Laksono mengungkapkan keinginannya untuk bersatu
bergabung dengan kubu munas Bali Aburizal Bakrie dengan cara yang adil.
"Kami
memang beda pendapat tapi kami mencintai sebuah persatuan. Kami ingin
rekonsiliasi, kami ingin bersatu kembali tapi dengan cara yang fair,
dengan cara yang adil," kata Agung di kediamannya di Jakarta, Selasa
(5/1) malam.
Menurut Agung, cara rekonsiliasi yang paling baik
ialah dengan mengadakan munas untuk memilih kembali pimpinan Partai
Golkar yang baru.
Ia menginginkan diadakan munas secepatnya dan
paling lambat pada Februari, sehingga Golkar bisa melaksanakan
tugas-tugas sesuai kewenangan sebuah partai.
Agung menilai pandangan yang mengatakan untuk tidak perlu mengadakan munas merupakan sikap yang arogan.
"Kami
juga mendengar ada pertemuan di bali yang mengatakan menolak
melaksanakan munas. Saya kira itu sebuah putusan yang tidak simpatik,"
jelas Agung.
Ia juga menyayangkan sikap kubu Aburizal yang
dinilai tidak menanggapi upaya pembentukan tim dari kubu Agung untuk
melakukan komunikasi.
"Tapi tampaknya mereka tidak menanggapi,
dan tidak ada niat sama sekali dan terlihat arogan mengatakan bahwa
tidak perlu ada munas. "Saya kira sikap-sikap seperti itu yang kami
serahkan kepada publik silakan menilai, bahwa kami yang ingin
melaksanakan rekonsiliasi secara damai," ujar Agung.
Ia menginginkan Munas Golkar diadakan secara terbuka dan memilih kembali kepemimpinan yang baru dengan demokratis.
"Kalau
sudah seperti itu, dilakukan secara demokratis dan terbuka, maka
siapapun ya harus legowo menerima siapapun yang diputuskan," kata Agung.
Agung juga meminta untuk menunda pencalonan ketua DPR dari Partai Golkar karena partai sedang tidak memiliki "legal standing".
"Karena
situasi sekarang terjadi kekosongan maka sebaiknya usulan calon ketua
DPR dari Partai Golkar ditunda, tidak bisa dilaksanakan," ujar dia.(WDY)
Agung Laksono: Kami Ingin Bersatu Secara "Fair"
Rabu, 6 Januari 2016 8:14 WIB