Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bali Putu Astawa mengatakan kajian trase pembangunan jalur kereta api di Pulau Dewata akan dimulai pada 2016 oleh Kementerian Perhubungan.
"Kajian trase yang dilakukan tahun ini adalah untuk rencana jalur kereta api dari Terminal Mengwi di Kabupaten Badung menuju Kabupaten Buleleng," kata Astawa, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, kajian trase dari Mengwi menuju kawasan Bali utara akan dilakukan terlebih dahulu karena berdasarkan survei awal jalur itulah yang paling layak untuk dibangun jalur kereta api.
"Dikatakan paling layak karena diperkirakan oleh Kemenhub bahwa arus penumpang yang paling tinggi itu memang ke Bali utara. Tentu harus terkoneksi juga dengan jalur-jalur lainnya dan tidak boleh putus-putus," ucapnya.
Berdasarkan survei Kemenhub itu, lajut Astawa, urutan kelayakan berikutnya adalah jalur kereta api dari Bandara Ngurah Rai menuju Mengwi, barulah posisi berikutnya untuk jalur-jalur keliling Bali.
"Setelah ada kajian atau survei awal itu, kemudian dilanjutkan dengan kajian trase jalur-jalur mana saja yang dilalui. Setelah trase nanti ada, barulah dilanjutkan dengan studi kelayakan (FS), DED, dan yang terakhir hitung-hitungan biayanya," katanya.
Terkait dengan jalur kereta api menuju Buleleng itu, Astawa mengatakan tidak spesifik untuk angkutan wisatawan, tetapi juga untuk masyarakat umum.
Sementara ini, lanjut dia, Kemenhub memprediksi hitung-hitungan biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan jalur kereta api dari Mengwi menuju Buleleng sekitar Rp100 triliun.
"Jika rencana pembangunan jalur kereta api terealisasi, paling cepat dibutuhkan waktu hingga lima tahun. Untuk pembangunan tidak begitu yang lama, tetapi yang butuh waktu panjang itu adalah proses kajiannya," ujarnya.
Meskipun demikian, pihaknya mengharapkan Kemenhub dapat merealisasikan pembangunan jalur kereta api lebih cepat dari lima tahun, sebagai upaya untuk mempercepat menyeimbangkan kawasan Bali selatan dengan utara. Di samping nantinya survei juga jangan hanya ke Buleleng saja.(WDY)