Negara (Antara Bali) - Ratusan peternak itik di Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, mencegat pick up Nopol DK 9805 FC yang diduga membawa itik selundupan dari Jawa.
Tidak hanya mencegat, peternak juga menurunkan satu kandang dari bambu yang dimuat pick up tersebut dan membakarnya. Akibatnya, puluhan itik yang ada di kandang itu tewas terpanggang, Senin dinihari.
Untungnya, sebelum tindakan yang lebih brutal lagi terjadi, personil dari Polsek Mendoyo dan Polres Jembrana segera datang ke lokasi. Akhirnya, mobil pick up, itik beserta sopirnya diamankan ke Mapolres Jembrana untuk diperiksa lebih lanjut.
Kadek Wani, salah seorang peternak itik mengatakan, ia bersama kawan-kawannya merasa resah dengan masih adanya penyelundupan itik dari Jawa.
"Adanya itik selundupan dari Jawa itu sangat merugikan kami, karena itik-itik itu dijual lebih murah dibandingkan harga itik kami di sini," katanya.
Menurut Wani, pihaknya memang sudah cukup lama mengincar itik selundupan yang berhasil masuk ke Bali. Sebelum pencegatan, ia bersama peternak itik lainnya mendapatkan kabar ada itik selundupan akan diangkut menuju daerah timur.
Tanpa menunggu komando, sekitar 150 peternak itik lokal berusaha mencegat pick up tersebut di dekat SPBU Tembles. Melihat banyak orang mencegatnya, sopir yang belakangan diketahui bernama Mustafa dengan kencang melarikan mobilnya.
Tidak mau kalah, ratusan peternak itu melakukan pengejaran dan akhirnya bisa menghentikan mobil warna biru tersebut sekitar dua kilometer dari SPBU. Kemarahan yang sudah memuncak, membuat peternak mengamuk dengan langsung menurunkan kandang bebek dan membakarnya.
Terkait kejadian ini Wakapolres Jembrana, Kompol I Nengah Dana Pawitra mengatakan, pihaknya masih memeriksa Mustafa, sopir pick up tersebut. Ia mengaku, sebelum menyimpulkan apakah ada pelanggaran hukum, pihaknya harus menelusuri asal usul sekitar 600 itik tersebut.
"Kalau itik itu masuk ke Bali dengan cara diselundupkan, pelaku akan kita kenai pasal penyelundupan," katanya.
Menurut Pawitra, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah itik-itik itu memang masuk ke Bali secara ilegal.
Sementara keterangan yang bisa dihimpun, ratusan itik itu diduga kuat diselundupkan lewat pintu tidak resmi yaitu salah satu pantai di Kabupaten Jembrana. Keterangan awal yang diberikan Mustafa menyebutkan, ia hanya diminta membawa itik itu oleh seorang perempuan.
Upaya pencegatan yang dilakukan peternak itik lokal di Banjar Tembles sebelumnya juga pernah dilakukan. Saat itu, mereka mencegat pick up yang membawa 800 ekor itik, tapi tidak sampai terjadi pembakaran.
Di sisi lain, sejak merebaknya virus flu burung, Gubernur Bali melarang masuknya unggas dari Jawa. Sejak larangan itu diberlakukan hingga saat ini, pihak Karantina Hewan di Gilimanuk, maupun aparat kepolisian sudah sering menggagalkan upaya penyelundupan. Biasanya, unggas-unggas itu diperiksa setelah positif mengidap flu burung langsung dimusnahkan dengan cara dibakar. (*)