Denpasar (Antara Bali) - Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bali melakukan uji kepatuhan dan kelayakan serta dilanjutkan pelaksanaan psikotes terhadap bakal calon bupati/wali kota yang bertarung pada pemilihan kepala daerah secara serentak 9 Desember 2015.
Wakil Sekretaris DPD PDIP Bali Cokorda Gede Agung di Denpasar, Kamis mengatakan pelaksanaan psikotes tersebut dilakukan secara tertutup.
Ia mengatakan pada uji tersebut DPP PDIP mengutus empat psikolog untuk melakukan psikotes terhadap para bakal calon bupati/wali kota di enam kabupaten dan kota tersebut.
Cokorda Agung juga menjelaskan sedangkan pada uji kepatuhan dan kelayakan terhadap bakal calon tersebut menghadirkan empat orang pengurus DPP PDIP yaitu Made Urip, Prananda Prabowo, Enriko Sotarduga dan M. Prakosa.
"Dari DPP (PDIP) pada pelaksanaan psikotes tidak ada yang ikut. Tapi DPP mengirimkan empat psikolog dari Jakarta untuk melakukan psikotes kepada para calon," katanya.
Cokorda Agung mengatakan psikotes tersebut merupakan ujian terakhir bagi para bakal calon kepala daerah untuk mendapat rekomendasi DPP PDIP sebagai calon kepala daerah pada pilkada serentak di Bali.
"Ini tes terakhir, kemarin itu uji kepatuhan dan kelayakan berupa wawancara. Psikotes adalah tes kepribadian, apalagi calon petahana (incumbent). Setelah tes tertulis, nanti akan ada diskusi yang akan dibagi empat kelompok. Kelompoknya campur, dan itu tertutup semua," katanya.
Dikatakan pelaksanaan psikotes itu diikuti 29 orang, dengan rincian 19 bakal calon (balon) bupati, satu orang balon wali kota, satu balon wakil wali kota, serta delapan balon wakil bupati di enam kabupaten di Bali.
"Nantinya, hasil psikotes ini menjadi acuan DPP PDIP untuk menentukan figur yang akan maju pada pilkada serentak," ujarnya.
Sementara itu, calon petahana dari Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra tidak bisa mengikuti psikotes sesuai yang dijadwalkan. Bakal calon pasangan Rai Mantra-IGN Jaya Negara datang terlambat mengikuti psikotes karena ada tugas pemerintahan.
"Beliau (Rai Mantra) bukan tidak datang, tapi izin karena sudah terlanjur diagendakan mengisi `Swaka Dharma` atau tatap muka bersama masyarakat. Beliau datangnya terlambat. Saya dan pak wali kota mengira kemarin saja tesnya," kata Jaya Negara. (WDY)