Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali optimistis sektor industri properti di Pulau Dewata membaik pada triwulan II-2015 setelah sebelumnya indeks harga properti sempat melemah.
"Perkembangan harga properti residensial diperkirakan akan mulai tumbuh lebih tinggi pada triwulan II sebesar 1,18 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) di Bali pada periode triwulan I 2015, pertumbuhan harga properti residensial di pasar premier mengalami perlambatan.
Perlambatan pertumbuhan itu ditunjukkan dengan indeks harga sektor properti yang hanya mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen, angka yang masih belum mampu melampaui periode triwulan sebelumnya (tiga bulan terakhir tahun 2014) dimana indeksnya kenaikannya hingga 1,27 persen.
Optimisme bank sentral pada sektor properti triwulan II ini berangkat dari kenaikan tipis pada triwulan I, yang didukung oleh naiknya harga bahan bakar minyak, kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja.
BI menyebutkan bahwa sumber pembiayaan pembangunan properti bagi pengembang sebagian besar bersumber dari dana internal perusahaan dan pembiayaan bank dengan jumlah masing-masing mencapai 40 persen.
Sementara itu pembiayaan dari konsumen melalui pembayaran di muka (downpayment) sebesar 10,71 persen.
"Dari sisi konsumen, fasilitas KPR tetap menjadi pilihan utama pembiayaan konsumen untuk semua jenis tipe rumah,"imbuh Dewi.
Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa pembiayaan rumah melalui KPR untuk tipe rumah menengah akan lebih tinggi dibandingkan pembiyaan KPR untuk tipe rumah kecil dan rumah besar.
"Pembayaran tunai bertahap menjadi salah satu alternatif pembiayaan yang dipilih oleh konsumen khususnya perusahaan-perusahaan properti dengan modal yang besar yang memberikan fasilitas cicilan bertahap," ucapnya. (WDY)