Kuala Lumpur (Antara Bali) - Para menteri luar negeri Asia Tenggara
pada Minggu mengesampingkan proposal soal pembentukan zona waktu
bersama untuk kawasan, dengan mengatakan bahwa mereka tidak bisa
mencapai kesepakatan soal itu.
Malaysia, yang tahun ini menjadi ketua Perhimpunan Negara-negara
Asia Tenggara (ASEAN), telah berupaya menghidupkan lagi ide --yang pada
masa lalu pernah diperdebatkan-- agar negara-negara anggota perhimpunan
menyerempakkan waktu mereka, lapor AFP.
Saat ini, kesepuluh anggota ASEAN tersebar di empat zona waktu berbeda. Usulan itu akan membuat kawasan berada delapan jam di depan
Greenwich Mean Time, zona waktu yang sama dengan raksasa kawasan,
Tiongkok, kata sumber-sumber diplomatik.
Langkah itu diyakini akan membawa keuntungan-keuntungan bisnis
karena adanya kesejajaran perdagangan pasar saham dengan jam-jam bank
beroperasi.
Namun setelah pertemuan tahunan dengan mitra-mitranya dari ASEAN di
Kuala Lumpur, Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman mengatakan bahwa
para anggota "memiliki pandangan berbeda soal masalah ini dan pertemuan
memutuskan untuk menunda topik ini".
Menteri Luar Negeri Singapura K. Shanmugam mengatakan kepada para
wartawan bahwa beberapa anggota ASEAN perlu waktu untuk mencerna ide
tersebut dan bahwa penyesuaian-penyesuaian perlu dilakukan. (WDY)
Zona Waktu Asia Tenggara Terlalu Dini
Senin, 27 April 2015 7:53 WIB