Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Wayan Disel Astawa mengatakan bahwa DPRD tidak perlu membuat panitia khusus guna menyikapi pro dan kontra masyarakat terkait rencana pembangunan reklamasi Teluk Benoa di Kabupaten Badung.
"Menurut pandangan saya tidak perlu DPRD membuat Panitia Khusus Rencana Reklamasi Teluk Benoa. Ketua DPRD Bali cukup membuat surat rekomendasi penolakan untuk megaproyek reklamasi tersebut," katanya di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan sesuai aspirasi masyarakat di Bali, sudah sebagian besar warga menolak rencana reklamasi tersebut. Mengapa lagi membicarakan masalah kelanjutan reklamasi itu.
"Kita adalah wakil rakyat, ketika rakyat menolak keberadaan reklamasi semestinya kita juga mengeluarkan surat rekomendasi penolakan. Tidak perlu lagi membuat Pansus di DPRD," ucap politikus PDIP asal Desa Ungasan, Kabupaten Badung ini.
Menurut Disel, adanya wacana membentuk Pansus Reklamasi Teluk Benoa hanyalah membuang-buang anggaran. Anggaran tersebut bisa dialihkan untuk program yang prorakyat.
"Lagi pula DPRD sudah pernah mengeluarkan surat penolakan kepada Gubernur Bali. Mengapa justru anggota dewan lagi mewacanakan hal tersebut. Tutup saja wacana tersebut," ucapnya.
Disel lebih lanjut mengatakan DPRD tidak pernah merekomendasikan perusahaan atau investor melakukan kajian di Teluk Benoa terkait reklamasi.
"Tapi mengapa justru akhir-akhir ini ada wacana untuk membuat Pansus Reklamasi Teluk Benoa. Ini jelas mengingkari rakyat yang jelas-jelas sebagian besar sudah menolak reklamasi," katanya.
Sebelumnya, pakar geoteknik dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Prof Dr Herman Wahyudi mengatakan reklamasi di Teluk Benoa, Bali, akan membawa dampak positif bagi perairan sekitarnya.
"Dalam pembangunan revitalisasi (reklamasi) sudah diperhitungkan dari berbagai aspek agar tidak sampai merugikan perairan di Bali. Terlebih Teluk Benoa saat ini jika dibiarkan tidak dilakukan revitalisasi justru akan bertambah buruk, dimana sentimentasi terus menumpuk di kawasan tersebut," katanya pada seminar nasional bertema "Pro-Kontra Revitalisasi Teluk Benoa" baru-baru ini di Denpasar.
Ia mengatakan dalam melakukan reklamasi sudah memperhitungkan dampak lain, termasuk tata letak dan bentuk pulau-pulau reklamasi agar tidak menyebabkan erosi dan sindementasi baru.
"Salah satu pulau reklamasi direncanakan dalam bentuk timbunan revitalisasi yang cukup tinggi beserta fasilitas penunjangnya, sebagai area tempat pelarian masyarakat mengindari gelombang tsunami," katanya. (WDY)