Taipei (Antara Bali) - Seorang nelayan asal Indonesia hilang di perairan Selat Taiwan setelah kapal pencari ikan tempat korban bekerja terbalik dihantam gelombang setinggi 2 meter, Senin pagi.
Petugas Syahbandar Pelabuhan Donggang, Pingtung County, mengatakan pihaknya hingga kini masih mencari jasad Syakur, warga Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, dan rekannya berkewarganegaraan Taiwan yang sama-sama menjadi korban dalam musibah tersebut.
Dalam peristiwa itu, Nakhoda Kapal Motor Heyang yang merupakan warga negara Taiwan meninggal, meski sempat mendapatkan pertolongan dari kapal nelayan lainnya. Namun karena tubuhnya banyak kemasukan air laut, maka nyawa sangan kapten kapal pun tak tertolong.
Sementara itu, Mirtono, warga Kabupaten Brebes, Jateng, yang juga awak KM Heyang berhasil selamat dalam musibah di perairan wilayah Fangliao, Pingtung County, tersebut.
Mirtono dieavakuasi dengan pesawat helikopter milik Angkatan Laut Taiwan menuju rumah sakit terdekat.
Dian Sidik Ramadhani (32), nelayan asal Brebes, menuturkan peristiwa yang terjadi pada pukul 07.00 waktu Taiwan itu bermula saat KM Heyang hendak balik arah pulang menuju Pelabuhan Donggang.
"Lokasi kejadian sekitar 20-25 mil dari Pelabuhan Donggang. Kapal itu berada di depan kapal kami sekitar 2 mil. Saat berangkat dari Pelabuhan Donggang pada pukul 03.00, kapal itu ada di depan kami," ujar Dian yang bekerja di KM Ingdenga milik warga negara Taiwan.
Ia melihat kapal nahas tersebut berlayar lurus dengan kecepatan 9-10 knot, kemudian saat berbalik arah, justru ada gelombang setinggi 2 meter datang dari arah samping.
"Kapal itu langsung tergulung ombak," kata Sekretaris Forum Silaturahmi Pelaut Indonesia (Fospi) Cabang Pingtung itu saat dihubungi dari Taipei.
Di Pelabuhan Donggang yang berjarak sekitar 350 kilometer arah selatan Ibu Kota Taiwan di Taipei itu terdapat ratusan nelayan asal Indonesia.
Mereka yang kebanyakan berasal dari wilayah pantai utara Pulau Jawa itu bekerja pada sejumlah kapal pencari ikan milik warga negara Taiwan. (WDY)