London (Antara Bali) - Anjungan Indonesia yang menampilkan tujuh
lokasi eko-wisata, seperti Subak di Jatiluwih Bali, Jalur Tenun Timor
di Molo dan Sumba, Desa Sungai Utik Kapuas - Kalimantan Barat menarik
perhatian masyarakat Norwegia dalam pameran pariwisata terbesar di
Norwegia, Reiselivsmesssen, dihelat di Telenor Arena Oslo.
KBRI Oslo menggandeng Yayasan Rekam Jejak Alam Nusantara - Indonesia
Nature Film Society yang memajukan gagasan Green Indonesia, dalam
pameran yang diikuti lebih 600 peserta dari 120 negara, demikian
Sekretaris Dua KBRI Oslo, Dyah Wisnu Kusumawardani kepada Antara London,
Sabtu.
Dalam pameran yang berlangsung dari tanggal 9 hingga 11 Januari itu,
anjungan Indonesia juga menampilkan Kampung Sawai di Kawasan Penyangga
Taman Nasional Manusela di Pulau Seram Maluku, Hutan Adat Guguk di
Jambi, Desa Wisata Pesanggrahan di Purwakarta dan Pesantren Ekologi
Ath-Taariq di Garut.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia, Yuwono A. Putranto mengatakan
partisipasi Indonesia kali ini tidak semata kegiatan promosi tetapi juga
mengangkat kearifan masyarakat adat dan kekayaan alam Indonesia kepada
publik Norwegia. "Kita ingin agar upaya promosi ini dapat turut
menggerakkan potensi dan perekonomian bagi masyarakat."
Langkah ini merupakan pengejawantahan dari kebijakan Diplomacy for the
People Pemerintah Presiden Joko Widodo. "Upaya diplomasi Perwakilan RI
harus membawa dampak nyata bagi masyarakat," ujarnya.
Selama tiga hari pameran, diperkirakan 45.000 pengunjung memadati
Telenor Arena. Partisipasi Indonesia diharapkan mampu menarik wisman
asal Norwegia dan negara-negara Skandinavia.
Dubes Yuwono juga
menyebutkan dalam pameran kali ini Indonesia juga pamerkan produk hasil
masyarakat adat seperti tenun Sumba, anyam-anyaman Sui Utik, 11 varian
kopi arabika, tiga jenis madu hutan di NTT, teh herbal Pesantren Ekologi
Ath-Taariq dan produk aksesoris K&R Factory,
KBRI Oslo menggandeng LSM yang tergabung di Yayasan Rekam Jejak Alam
Nusantara - Indonesia Nature Film Society untuk memajukan gagasan Green
Indonesia, yaitu bagaimana langkah pelestarian terhadap lingkungan
hidup dapat berjalan beriringan dengan peningkatan perekonomian
masyarakat.
Dikatakannya Norwegia merupakan mitra yang tepat
untuk tujuan ini. "Saya berkeyakinan banyak hal yang dapat digarap
secara bersama-sama," ujar Yuwono.
Sementara itu koordinator pameran, Sekretaris Pertama KBRI Oslo Hartyo
Harkomoyo menjelaskan di awal pembukaan pameran, Indonesia mendapatkan
kehormatan memaparkan konsep Green Indonesia bertema Exploring the
Survival Genius of Ethnic Cultural and Ethnical Shopping for Life in
Indonesia di hadapan para pelaku usaha Norwegia.
"Teman-teman
hadir di Oslo dengan program konkrit, situs GreenIndonesia.org telah
dikembangkan dan berisi tujuh paket eko-wisata dan online shop
produk-produk kreasi masyarakat adat," ujarnya.
Kepala Desa Sui Utik dari Masyarakat Dayak Iban dan penggiat kelompok
penenun Paluanda Lama Hamu Sumba memperagakan tarian Dayak dan cara
menenun kepada para pengunjung pameran.
Selama tiga hari pameran,
diperkirakan 45.000 pengunjung memadati Telenor Arena. Partisipasi
Indonesia diharapkan mampu menarik wisman asal Norwegia dan
negara-negara Skandinavia.
Masyarakat Norwegia memiliki
tradisi berwisata yang sangat besar dengan pengeluaran di atas rata-rata
wisman negara-negara Eropa pada umumnya. Pada tiap musim panas, lebih
dari 60 persen masyarakat Norwegia berwisata ke luar negeri. Hal ini
tidak terlepas dari posisi Norwegia sebagai salah satu negara terkaya di
dunia.
Lebih lanjut Yuwono menegaskan upaya promosi harus
dilakukan secara berkelanjutan. Reiselivsmessen hanyalah salah satu
wahana promosi dimana langkah tindak lanjut yang berkesinambungan harus
terus dilakukan. (WDY)
Eko Wisata Indonesia Tarik Perhatian Masyarakat Norwegia
Sabtu, 10 Januari 2015 7:38 WIB