Jakarta (Antara Bali) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS)
menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw Tingkat Kenegaraan, di
Istana Negara, Jakarta, Jumat malam.
Hadir, dalam Peringatan
Maulud Nabi Muhammad SAW Tingkat Nasional tersebut, Presiden Jokowi dan
Ibu Negara, Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta ibu, beberapa Menteri
Kabinet Kerja Jokowi-JK, para duta besar negara sahabat dan masyarakat
Islam lainnya.
Dalam sambutannya, Menag menyatakan bahwa misi
kenabian Nabi Muhammad Saw yang paling utama adalah akhlak mulia. "Misi
kenabian paling utama Rasulullah Saw adalah menyempurnakan akhlak mulia.
Hal ini sesuai sabda beliau: Aku diutus oleh Allah Swt, semata-mata
untuk menyempurnakan akhlak mulia," terang Menag.
Menag melihat,
akhlak merupakan kunci pokok bagi tegaknya panji-panji kehidupan umat
manusia. "Pelajaran penting yang kita terima adalah, Baginda Nabi Saw
memulai semua hal dari diri sendiri. Ibda bi nafsika; mulailah dari
dirimu sendiri; sabda Beliau Saw," terang Menag dalam lamat
kemenag.go.id.
Menurutnya, Nabi memahami dengan seksama, bahwa
perubahan sosial tidak mungkin terjadi tanpa perubahan kultural, dan
perubahan kultural mustahil terjadi tanpa perubahan individual. "Bisa
dikata, perubahan individual adalah induk dari segala perubahan. Dan itu
adalah teladan," sambungnya.
Menag juga menyatakan, para sahabat
dan Umat Islam menerima ajaran Islam, karena ada kesesuaian antara kata
dan perbuatan Nabi Saw. "Bahkan, seorang penyair Perancis, Alphonse de
Lamartine menilai, Nabi Muhammad Saw lebih dari sekedar utusan Tuhan.
Menurutnya, Rasulullah Saw adalah cermin kecerdasan filsuf, pembuat UU
yang bijak, pejuang yang gigih dan pembaru dogma. Bahkan saking sulitnya
menggambarkan, dia bahkan bertanya, 'adakah manusia yang lebih besar
dari Muhammad?†kata Menag.
Dikatakan Menag, seorang sejarahwan
Inggris, Edward Gibbon mengatakan bahwa kesuksesan Muhammad SAW
disebabkan oleh kekuatan akhlak, bukan oleh pedang atau kekuasaan.
Bahkan dalam bukunya, The History of The Decline And Fall of The Roman
Empire, Gibbon memberikan testimoni, bahwa memori Muhammad sangatlah
besar dan kuat. Sikapnya sederhana dan ramah. Keputusannya jelas, cepat
dan tegas. Dia memiliki keberanian untuk berfikir maupun bertindak.
"Bahkan
Prof John Esposito menganalisa bahwa prasangka buruk Barat pada Islam,
karena Barat belum mengenal Muhammad dan ajaran Islam. Oleh seorang
Michael D Hart, bahkan Nabi SAW ditempatkan sebagai orang nomor wahid
yang paling berpengaruh di dunia," urai Menag panjang lebar.
Menag
meyakini, harusnya Umat Islam meneladani dan melanjutkan misi kerasulan
Nabi Muhammad Saw. Menurutnya, Baginda Nabi Muhammad telah meletakkan
dasar-dasar Islam dalam berbagai perspektif dan kebutuhan zaman.
Tugas-tugas tersebut masih harus dilanjutkan, sampai kapan pun dan di
mana pun.
"Untuk itu, mari, kita jadikan ajaran dan keteladanan
Nabi Muhammad Saw ini sebagai acuan untuk lebih menggerakkan revolusi
mental, agar agenda-agenda nasional kita, dan segala amal shalih yang
kita laksanakan, benar-benar membawa perubahan yang nyata dalam
kehidupan kita, dan dalam rangka memantapkan tujuan kita hidup
bernegara, menguatkan mental dan kharakter bangsa, menuju Indonesia
hebat, maju, berdaulat, mandiri dan berkepribadian," ajak Menag.(WDY)
Sambutan Menag Saat Maulid Nabi
Sabtu, 3 Januari 2015 9:41 WIB