Palembang (Antara Bali) - "Loh jadi siapa yang harus saya marahi ini?,"
kata Presiden Joko Widodo sambil tersenyum ketika ada petani karet yang
mengeluhkan jatuhnya harga jual karet saat mengunjungi Sekolah
Peternakan Rakyat di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan.
Seorang petani karet, sore itu menumpahkan keluh kesahnya karena
harga karet yang dijualnya hanya Rp5.000 per kilogram dari harga
sebelumnya yang pernah mencapai kisaran Rp10.000 hingga Rp15.000.
"Bagaimana ini pak, dengan kenaikan harga (barang kebutuhan
lainnya-red) terus terang kami kesulitan dengan situasi ini, tolonglah
pak pemerintah bisa tentukan harganya," kata petani tersebut.
Presiden kemudian menjelaskan bahwa harga karet ditentukan oleh pasar karet internasional dan memang mengalami fluktuasi.
"Bahan mentah karet sekarang ini yang menentukan pasar dunia, tiga
bulan lalu sudah saya sampaikan agar ada pabrik di Sumatera Selatan
tetapi yang memproduksi barang jadi, stabilitas harga akan bisa
dikendalikan, pasar dunia tidak mungkin kita kendalikan itu, kita
sekarang proses pabrik yang mengolah karet jadi barang jadi, sampai
kapanpun harga (karet dunia-red) tidak bisa kita kendalikan," papar
Presiden.
Presiden kemudian minta petani untuk bersabar karena memang
pemerintah sampai saat ini masih terus mengupayakan pendirian pabrik
yang memproduksi karet menjadi barang jadi sehingga memiliki nilai
lebih. (WDY)
Presiden dan Protes Petani Karet
Minggu, 7 Desember 2014 9:45 WIB