Denpasar (Antara Bali) - Perajin Bali dinilai kreatif dengan tindakan lokal berpikiran global, mampu menciptakan barang kerajinan bernilai seni dengan bahan baku akar bambu yang selama terbuang percuma, menjadi matadagangan ekspor.
"Mahasiswa dari perguruan tinggi swasta di Bali banyak menciptakan disain aneka barang seni dengan bahan baku akar bambu sehingga hasilnya menarik minat konsumen mancanegara," kata pengusaha eksportir, Made Sukawana di Ubud, Jumat.
Awalnya kreativitas itu muncul akibat kayu bahan baku patung maupun aneka kerajinan lainnya keberadaannya semakin langka dan harganya mahal, sedangkan permintaan pasar akan aneka barang seni semakin ramai, maka dimanfaatkan akar bambu, kata dia.
Akar bambu yang berukuran besar bisa dibuat berbagai jenis topeng lengkap dengan rambut dan jenggot, disamping jenis barang seni lainnya seperti bebek, ayam dan berbagai jenis burung maupun binatang untuk mata dagangan ekspor.
Barang seni yang dibuat dari bahan baku akar bambu ternyata disenangi konsumen luar negeri seperti asal Kanada, Australia, Jepang dan Amerika Serikat, kondisi itu juga ikut memperbesar perolehan devisa dari sektor kerajinan bambu.
Ia yang pemilik toko aneka barang kerajinan termasuk patung akar bambu di bilangan lokasi wisata Ubud, mengaku pernah kekurangan persediaan berkat banyaknya pesanan yang datang dari rekan bisnisnya di luar negeri.
Patung berbahan baku akar bambu umumnya berukuran kecil dan menengah sehingga seorang importir memesan patung jenis ini berjumlah ribuan pcs, maka dalam sebulan puluhan ribu patung dari akar bambu dikapalkan ke konsumen.
Kerajinan tangan berupa patung yang terbuat dari akar bambu atau kerap dipanggil "bamboo root handycraft" ini, tetap disenangi turis asing, terbukti ribuan hasil kerajinan tangan diekspor setiap bulan, kata dia.
Kerajinan akar bambu juga tumbuh subur di kalangan pengrajin di Kabupaten Bangli, Gianyar dan tempat lainnya di Bali dengan memanfaatkan bahan baku dari barang yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi selama ini.
Namun berkat banyaknya pesanan yang diterima pengrajin, maka Bali kekurangan bahan baku berupa akar bambu dalam memenuhi permintaan pasar luar negeri, maka harus mendatangkana dari luar daerah terutama dari Jawa Timur.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat bahwa banyak permintaan jenis kerajinan ini maka perolehan devisanya juga bertambah besar dari kerajinan bambu yakni mencapai 15,8 juta dolar selama Januari-Oktober 2014.
Devisa persebut hasil pengapalan sebanyak 6,4 juta pcs, meningkat 112 persen dari perolehan hasil penjualannya jika dibandingkan sepuluh bulan I-2013 yang hanya mengapalkan hanya 6,1 juta pcs bernilai 7,4 juta dolar AS. (WDY)