Denpasar (Antara Bali) - Persatuan Sopir Taksi Bali (Persotab) mempertanyakan sikap pemerintah provinsi setempat menyikapi pascakenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan penambahan izin operasional kendaraan tersebut.
"Kami sudah melayangkan surat kepada DPRD Bali pada 24 September lalu, agar bisa bertemu dan memfasilitasi untuk bertemu dengan pemerintah (Dinas Perhubungan dan Informasi Komunikasi)," kata Ketua Persotab Ketut Witra di Gedung DPRD Bali, di Renon Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan surat yang dilayangkan kepada DPRD Bali sampai saat ini belum ada respon untuk bertemu dengan pengurus Persotab, karena itu pihaknya ingin menghadap Ketua DPRD setempat.
"Surat yang dikirimkan kepada Dewan sampai saat ini belum ada jawaban karena itu kami datang ke sini untuk menanyakan kapan bisa kami bertemu, termasuk tatap muka dengan Dinas Perhubungan," ucapnya.
Witra mengatakan dengan informasi akan ada penambahan izin taksi baru mencapai ratusan lembar, hal tersebut mengkhawatirkan para sopir saat ini.
"Kami khawatir kalau ada lagi penambahan izin taksi baru. Saat ini saja kami merasa sulit mendapatkan penumpang, apalagi ada penambahan izin baru tentu akan berdampak pada pendapatan para sopir tersebut," ucap Witra yang didampingi Koordinator Umum Persotab M Soleh Rangkuti.
Ia kecewa terhadap sikap anggota Dewan yang tidak menanggapi surat yang telah dikirim sebulan lalu. Semestinya mereka tanggap terhadap keluhan warga, dalam hal ini adalah menyangkut nasib para sopir taksi di Pulau Dewata.
"Padahal anggota Dewan periode sebelumnya sudah membuat rekomendasi kepada Gubernur Bali untuk tidak lagi mengeluarkan izin taksi dan penambahan armada baru," ucapnya.
Dengan demikian, kata dia, jika dalam waktu sepekan surat yang dikirim ke Dewan tidak ada tanggapan atau jawaban, maka kami akan datang melakukan aksi unjuk rasa.
"Kami minta dalam waktu sepekan agar diterima anggota Dewan. Jika tidak juga diterima, maka kami akan mendatangan semua taksi di Bali," ucapnya.
Witra menuturkan jika armada taksi ditambah, selain persaingan mencari penumpang, juga menambah kemacetan lalu lintas. Saat ini kendaraan taksi sebagian besar beroperasi di kawasan Badung bagian selatan (Kuta dan Nusa Dua) serta Denpasar sekitarnya.
"Bila dilihat dari data operasional taksi tersebut pasti sudah melebihi kapasitas. Tetapi kalau didata seluruh Bali tentu masih membutuhkan penambahan taksi. Apakah ada taksi beroperasi di Kabupaten Buleleng, Jembrana, Gianyar, Bangli dan Klungkung? Tentu hasil survei tersebut tak validitas," katanya. (WDY)
Persotab Khawatir Penambahan Taksi Baru
Rabu, 26 November 2014 15:08 WIB