Negara (Antara Bali) - Habitat laut seperti ikan dan udang di kolam labuh Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan,, Kabupaten Jembrana, Sabtu mati, diduga kuat karena limbah yang dibuang dari pabrik sekitar.
Pantauan di lokasi, ribuan ikan berbagai jenis serta udang, mati maupun lemas di sepanjang pinggir kolam labuh.
"Kejadian seperti ini sudah sering, ikan maupun udang tersebut tidak kuat dengan racun dari limbah yang dibuang," kata Saiful, salah seorang warga sekitar pelabuhan.
Mengalirnya limbah ke kolam labuh ini, juga merugikan warga sekitar yang pada musim tertentu mencari udang, dengan harga jual yang lumayan.
"Sebenarnya banyak udang manis yang berkembangbiak di kolam labuh tersebut. Harga perkilogramnya bisa mencapai Rp40 ribu," kata Karyono, warga lainnya.
Menurutnya, dengan adanya racun limbah tersebut, ribuan udang kecil yang seharusnya bisa berkembang menjadi udang dewasa mati, sehingga merugikan warga yang biasanya menjaringnya.
Matinya ribuan ikan dan udang yang rata-rata masih bibit ini, dimanfaatkan beberapa warga untuk mengambilnya dari pinggiran.
Sutarman, salah seorang warga yang membawa jaring kecil dengan pegangan mengaku, ia hanya menangkap udang yang lemas atau mati, dan tidak tertarik dengan ikan yang rata-rata masih kecil.
"Kalau ikan, ada yang lebih besar dan bagus hasil tangkapan perahu di tengah laut, tapi kalau udang bisa dijual maupun konsumsi sendiri," katanya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, limbah ini berasal dari pencucian bak maupun mesin pengolah ikan menggunakan soda api.
Saat limbah tersebut dibuang ke saluran yang bermuara di kolam labuh, menjadi racun yang membuat habitat laut mati maupun lemas.
Beberapa warga mengatakan, limbah beracun tersebut dibuang ke laut antara jam 01.00 wita hingga 03.00 wita dinihari, sehingga tidak ada orang yang melihat.
"Setiap ikan dan udang di kolam labuh mati, pasti diketahui saat pagi hari. Berarti, limbah dibuang beberapa jam sebelumnya," kata salah seorang warga yang minta namanya tidak disebutkan.(GBI)
Habitat Laut Mati Karena Limbah
Sabtu, 18 Oktober 2014 15:46 WIB