Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat kembali menerbitkan buku berjudul "Jelajah Keris Bali Proses Kreatif Dalam Pembuatan dan Perawatan.
"Buku seri kedua menyusul buku seri pertama yang diterbitkan tahun 2013," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar I Wayan Gatra di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, buku setebal 92 halaman ditulis oleh tim yang diketuai Wayan Geria. Buku seri satu tahun sebelumnya juga ditulis oleh tim yang sama setebal 110 halaman.
Buku seri pertama dan kedua isinya menyoroti proses pembuatan keris, bahan baku, ritual keris (pasupati) dan cara merawat keris. Buku seri kedua itu diluncurkan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra serangkaian kegiatan "Petinget Rahina Tumpek Landep" Rabu (15/10).
Buku yang disusun atas gagasan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra diharapkan bisa dilanjutkan dalam penerbitan buku seri ketiga tahun 2015 dan penggabungan buku seri satu, dua dan tiga pada tahun 2016.
Wayan Gatra menjelaskan, penggabungan ketiga buku Jelajah Keris Bali akan ditertibkan dalam dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
"Buku yang diharapkan menjadi monumental itu selain untuk dokumentasi di Bali, khususnya Kota Denpasar juga akan dikirim kepada 208 negara yang selama ini menjadi anggota UNESCO, karena keris Indonesia termasuk Bali telah dikukuhkan sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia.
Wayan Gatra menambahkan, penerbitan buku tentang keris tersebut dilantarbelakangi begitu besarnya kepedulian masyarakat Bali, khususnya Kota Denpasar terhadap keris sebagai representasi ageman jatidiri.
Selain itu juga memiliki fungsi sosial, nilai kultural spiritual dan taksu, sekaligus bukti respon kreatif terhadap penghargaan UNESCO yang telah menetapkan keris sebagai warisan budaya yang ditetapkan sejak 2005.
Masyarakat bersama Pemerintah Kota Denpasar telah merayakan "Pitenget Rahina tumpek Landep" persembahan khusus untuk keris pusaka sebagai kegiatan multi dimensi sejak tahun 2010.
Kegiatan yang berlangsung di depan Musem Bali selama tiga hari, 16-17 Oktober 2014 antara lain menyangkut ritual, sosial, ekonomi, teknologi, kultural dalam wujud kegiatan pameran keris pusaka, pementasan kesenian, bursa keris, sarasehan keris dan kirab keris pusaka.
Penelitian dan penerbitan buku jelajah keris Bali diharapkan mampu mewujudkan tujuan ganda yakni menyajikan informasi tentang keris Bali secara komperhensif berbasis kajian ilmiah.
Selain itu menumbuhkan semangat sadar pusaka dan cinta bangsa serta melestarikan keris sebagai pusaka budaya kaya makna dengan nilai tambah secara ekonomi, ideologi, edukasi dan budaya memperkuat dinamika Denpasar sebagai kota kreatif dan kota pusaka, ujar Wayan Gatra. (WDY)