Kairo (Antara Bali) - Lima unit ambulan bantuan kemanusiaan untuk penduduk
Jalur Gaza, Palestina, kini masih terkatung-katung di Mesir lantaran
dihambat masuk ke Gaza oleh pihak berwenang Mesir tanpa alasan jelas.
"Tidak
jelas alasan Mesir menghambat pengiriman ambulans ke Gaza padahal
rakyat Gaza sangat membutuhkannya," kata Duta Besar RI untuk Mesir
Nurfaizi Suwandi dalam perbincangan dengan Antara di Kairo, Kamis.
Saat
ini KBRI sedang berusaha menemui pejabat kemenlu Mesir untuk menanyai
alasan kenapa ambulan dilarang masuk Gaza," ujar mantan Kapolda Metro
Jakarta Raya itu.
Sebelumnya, KBRI Kairo mengirim nota
diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Mesir bernomor B460/9/2014 tanggal
9 September 2014 untuk memohon izin tahap awal pengiriman bantuan
kemanusiaan ke Gaza berupa satu unit ambulans, bahan makanan serta
obat-obatan dan tiga orang yang mengantarkan bantuan itu.
Namun,
dalam surat balasan nota diplomatik dari Kemenlu Mesir Nomor 1565
tanggal 21 September 2014 menyatakan bahwa Mesir hanya mengizinkan
pengiriman bahan makanan, namun tidak untuk ambulans dan orang.
Larangan pengiriman ambulans dalam surat balasan Kemenlu Mesir itu tanpa disertai alasan.
Sementara
itu, Sudayat Kosasih dari Aksi Tanggap Darurat (ATD) yang mengurusi
pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, mengungkapkan, persiapan
pengiriman ambulans itu sejak Juli lalu saat agresi militer Israel ke
Gaza.
Adapun bantuan bahan makanan dan obat-obat telah dikirim ke Gaza melalui lembaga bantuan kemanusiaan Mesir, katanya.
Lima
unit ambulans itu merupakan bantuan dari empat lembaga swadaya
masyarakat Indonesia, masing-masing dua unit ambulans dari Komite
Nasional untuk Rakyat Palestina (MNRP), satu unit dari Bulan Sabit Merah
Jakarta, satu unit bantuan Aksi Tanggap Darurat (ATD), satu unit lagi
dari Pos Peduli Ummat Partai Keadilan Sejahtera (PDU-PKS).
Sudayat
mengemukakan, bantuan ambulans itu sangat urgen bagi rakyat Gaza karena
banyak ambulan di Gaza hancur akibat terkena roket serangan udara
Israel.
Disebutkan, dua dari ambulans itu masih tersimpan di gudang Dermaga Alexandria, Mesir.
Batas
waktu penetipan dua unit ambulans itu hingga 30 September 2014, bila
melewati tanggal tersebut maka akan didenda 5.000 dolar AS.
"Bila
hingga Senin (29/9) belum ada kejelasan izin masuk Gaza, maka lima unit
ambulans itu akan diparkir sementara di KBRI Kairo," tutur Sudayat.
Sulitnya
pemberian izin pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza ini baru terjadi
setelah pemerintahan baru Mesir pimpinan Presiden Abdel Fatah Al Sisi.
"Padahal
di zaman Presiden Mohamed Moursi, pengiriman bantuan ke Gaza
dipermudah," kata Basri Daly, mahasiswa Indonesia yang membantu
pengurusan bantuan ke Gaza. (WDY)
Mesir Hambat Ambulan Bantuan Indonesia Ke Gaza
Jumat, 26 September 2014 8:33 WIB
Tidak jelas alasan Mesir menghambat pengiriman ambulans ke Gaza padahal rakyat Gaza sangat membutuhkannya,"