Jakarta (Antara Bali) - CEO (Chief Executive Officer) atau pejabat eksekutif sebuah perusahaan swasta yang disebut-sebut bakal menjadi juru bicara Kepresiden RI pada era presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi), Christovita Wiloto mengaku belum tahu, dan tidak mempercayai hal tersebut.
"Jadi apa? Juru bicara? Saya tidak tahu, ini baru dengar dari Anda," kata PowerPR Asia Pacific Christovita Wiloto saat dihubungi pers di Jakarta, Rabu.
Menurut tokoh komunikasi strategis Indonesia, dan penulis buku "The Power of Public Relations" dan "Behind Indonesia's Headlines" itu pihaknya sama sekali tidak pernah membayangkan ke arah sana.
Dia menduga-duga faktor keterlibatannya di dunia "public relation" di Indonesia, yang kebetulan pula sejak awal memang mendukung Jokowi baik saat menjadi DKI 1 maupun RI-1 ikut menjadi pendorong isu itu.
"Mungkin dihubung-hubungkan saja. Betul saya memang aktivis Jakarta Baru dan Indonesia Baru, namun bukan berarti keterlibatan itu bisa dikait-kaitkan dengan posisi. Kami semua bekerja dengan tulus untuk Jokowi," ujar Christovita Wiloto.
Ketika ditanya bagaimana kalau seandainya nanti benar ditunjuk Jokowi di posisi itu, Christovita Wiloto mengaku tidak mau berandai-andai. "Saya tidak mau berandai-andai lah, kita lihat nanti. Yang penting sekarang kita berikan ruang untuk Jokowi untuk menentukan timnya yang kuat dan solid," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, sumber di kantor Tim Transisi Jokowi-JK menyebut Jokowi memang tengah membidik sejumlah professional untuk jabatan pemerintahannya, khususnya yang terkait dengan komunikasi. Nama Christovita Wiloto menjadi salah satu nama untuk pos juru bicara kepresidenan.
Bahkan sebuah polling di media online telah memasang nama Christovita Wiloto untuk pos Menteri Komunikasi dan Informasi. Hal itu sejalan dengan upaya penguatan sisi komunikasi publik era pemerintahan Jokowi-JK lima tahun ke depan.
Christovita Wiloto sebelum ini dikenal aktif memasarkan Indonesia di luar negeri dengan melakukan berbagai event di luar negeri. Kalangan bisnis dan perbankan sangat mengenalnya sebagai Sekretaris Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada awal pendiriannya 1998-1999.
Dia juga dikenal di kalangan entrepreneur muda Indonesia yang sejak 2005 aktif mengajak para anak muda Indonesia untuk menjadi entrepreneur, dengan mendirikan Indonesia Young Entrepreneurs (IYE) yang kini puluhan ribu entrepreneur muda menjadi anggotanya
Pada tahun 2009, Christovita Wiloto memperjuangkan keadilan terhadap mahasiswa Indonesia yang dibunuh di Nangyang Technology University (NTU) di Singapura. (WDY)