Yogyakarta (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa Indonesia
tidak menganut kebijakan agresif dalam pertahanan dan militer meski
terus meningkatkan kemampuan alat utama sistem senjata serta kualitas
prajurit.
"Kita tidak bermaksud menjadi kekuatan militer yang agresif meski
NKRI harga mati. Kita hanya ingin memiliki TNI yang tangguh, mampu jaga
kedaulatan dan beri kontribusi pada pasukan perdamaian dan operasi
selain perang," katanya saat menjadi Inspektur Upacara pada Prasetya
Perwira TNI di Lapangan Dirgantara Kompleks Akademi Angkatan Udara
Yogyakarta, Kamis.
Presiden mengatakan perubahan kondisi geopolitik dan arsitektur
internasional membuat Indonesia harus terus menyesuaikan kebijakan dan
doktrin pertahanannya.
"Dunia dan kawasan sekeliling kita terus berkembang secara dinamis,
geopolitik juga terus berubah. Ini mengharuskan kita terus kembangkan
strategi kebijakan dan doktrin Indonesia," katanya.
Presiden menambahkan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus kuat
supaya bisa mempertahankan dan melindungi kepentingan nasional serta
terus ikut aktif terlibat dalam upaya perdamaian.
453 Perwira
Presiden
Yudhoyono melantik 453 perwira remaja TNI yang berasal dari Akademi
Militer, Akademi Angkatan Laut, dan Akademi Angkatan Udara di Lapangan
Dirgantara Kompleks Akademi Angkatan Udara Yogyakarta Kamis pagi.
Di setiap angkatan, dipilih satu perwira terbaik yang mendapatkan
Adhi Makayasa. Peraih Adhi Makayasa 2014 adalah Letnan Dua Infantri
Tegar Aji Widhiwardhana asal Ponorogo, Letnan Dua Laut Egistya Pranda
asal Bekasi dan Letan Dua Elektronika Chandra Ari Wijaya asal Lombok.
Para lulusan akademi TNI tersebut lulus dengan predikat akademis Sarjana Sains Pertahanan Terapan.
Presiden menghadiri acara kelulusan tersebut didampingi oleh Ibu
Negara Ani Yudhoyono serta Menteri Koordinator Politik Hukum dan
Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri
Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, para
Kepala Staf Angkatan, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. (WDY)
Presiden: Indonesia Tak Anut Kebijakan Pertahanan Agresif
Kamis, 26 Juni 2014 15:02 WIB