Madiun (Antara Bali) - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub), Bambang Susantono mengharapkan presiden Indonesia selanjutnya tetap pro terhadap peningkatan industri kereta api, sebagai transportasi penghubung yang efisien di dalam pulau.
"Siapapun presiden ke depan kereta api tetap harus menjadi program nasional. Kami juga meminta dukungan agar politik transportasi ke depan tetap berpihak ke kereta api," kata Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, di sela-sela acara Kunjungan Kerja Delegasi MPR ke PT INKA, Madiun, Jawa Tengah, Selasa.
Bambang menjelaskan sebagai negara kepulauan yang memiliki 13.446 pulau, Indonesia suka tidak suka harus memperkuat transportasi laut untuk mempermudah akses antarpulau.
Namun, kata dia, Indonesia juga harus memaksimalkan transportasi dalam pulau yang harus ditinjau dari segi darat dan kereta api.
"Transportasi darat ini untuk menghubungkan antara pusat produksi dengan distribusi, kita membutuhkan konektivitas yang kuat," kata dia.
Menurut Bambang, kereta api masih menjadi transportasi paling efisien untuk digunakan menempuh jarak antara rentang 500--1.500 kilometer.
"Dibanding semua moda lain, kereta adalah yang paling efisien untuk menempuh jarak 500--1.500 kilometer. Di bawah 500 kilometer lebih efektif jalan raya, diatas 1.500 mungkin lebih efektif laut," kata dia.
Selain itu kereta api memiliki keunggulan hemat BBM enam kali lipat, rendah emisi, dan memiliki kapasitas angkut hingga setara 40 kontainer dalam satu rangkaiannya.
"Bayangkan kalau mengangkut dengan kereta itu 40 kontainer bisa dihilangkan dari jalan raya," ujar dia.
Bambang mengatakan sudah saatnya Indonesia berbicara kereta api cepat yang mampu menembus kecepatan 300--400 kilometer per jam, selain juga melakukan pembangunan jalur kereta api di luar Pulau Jawa.
Pada Selasa, delegasi MPR melakukan kunjungan ke PT INKA, selaku salah satu industri strategis, dalam rangka penguatan nasionalisme. Kunjungan delegasi MPR ke industri strategis ini merupakan yang kesekian kali, setelah sebelumnya berkunjung ke PT Dirgantara dan PT Pindad. (WDY)