Derap pasukan kendang disertai lenggang gagak penabuh dengan debur suara gamelan yang membuncah gemuruh mengawali atraksi budaya Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXVI tahun 2014.
Sekitar 150 mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menunjukkan kepiawaiannya memainkan drum band tradisional Adi Merdangga dan tari Siwa Nataraja.
Puluhan penari wanita yang membawakan tari Siwa Nataraja muncul beberapa saat setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika memukul kentongan di panggung kehormatan menandai mulainya pawai PKB ke-36 di depan Monumen Bajra Sandhi Denpasar, Jumat Sore.
Kepala Negara yang mengenakan busana adat khas Bali dengan kelengkapan destar (udeng) di kepala disaksikan ribuan masyarakat yang memadati tampak mengumbar senyum ke arah penonton.
Hadir pula dalam kesempatan itu Ibu Negara Ani Yudhoyono, sejumlah menteri di antaranya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu, Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Adi Merdangga dan Siwa Nata Raja yang selalu tampil mengawali atraksi budaya PKB lahir dari gagasan budayawan dan mantan Gubernur Bali, almarhum Prof Dr Ida Bagus Mantra yang menginginkan ada musik tradisional Bali yang harmonis dan serasi untuk mengiringi kegiatan bersifat akbar sejak 1984.
Anak-anak muda yang mendalami seni budaya Bali bermain musik dengan memadukan keterampilan dan kemampuan gerak yang dinamis serta atraktif. Sementara tari Siwa Nataraja yang dibawakan seorang mahasiswi menggambarkan manivestasi Dewa Siwa sebagai penari tertinggi yang menciptakan dunia lewat tari.
Adi merdangga dan tari Siwa Nataraja selama 30 tahun sejak 1984-2014 selalu dipersembahkan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Adi Merdangga yang melibatkan ratusan seniman muda yang enerjik itu memainkan kendang berbagai ukuran dan instrumen lain seperti cengceng dan reong itu mengiringi penampilan tari kolosal Siwa Natharaja.
Atraksi itu mampu menarik perhatian ribuan penonton, termasuk wisatawan mancanegara yang sedang berliburan di Pulau Dewata, yang memadati sepanjang jalan di kawasan Niti Mandala Renon Denpasar.
Konsep Gong Blaganjur
Lembaga pendidikan tinggi seni tahun 1984 yang saat itu masih berstatus Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar mewujudkan lahirnya Adi Merdangga yang konsepnya diambil dari gong blaganjur yang hingga kini hidup dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat Pulau Dewata.
Dosen ISI Denpasar I Kadek Suartaya, SSN MSI yang juga sebagai penabuh Adi Merdangga pertama ketika masih mahasiswa tampil pada PKB ke-6 tahun 1984 menjelaskan, meskipun Adi Merdangga selalu tampil mengawali pembukaan PKB, namun penampilannya selalu menarik dan ditunggu-tunggu masyarakat umum.
Hal itu berkat gong blaganjur yang selama ini akrab dalam kehidupan masyarakat Bali menjadi dasar untuk mengembangkan Adi Merdangga serta sentuhan-sentuhan inovasi baru sehingga tidak pernah menoton dan membosankan.
Selama 30 kali tampil dalam 30 tahun PKB terakhir, musik akbar tradisional Bali yang tampil mengawali pawai budaya PKB selalu mempersembahkan nuansa yang berbeda, sebagai hasil ekspresi keindahan dan cipta seni yang mengalir dalam kehidupan masyarakat Bali.
Awalnya Adi Merdangga, penabuhnya selain memainkan alat musik tradisional itu juga menari, namun pada PKB berikutnya disertai dengan gerak tari melibatkan puluhan mahasiswi lembaga pendidikan tinggi seni.
Busana ratusan penabuh Adi Merdangga dan penari dirancang sedemikian rupa dengan kesan kemeriah sebagai hasil karya cipta seni dalam kehidupan manusia Bali.
Adi Merdangga dan tari Siwa Natharaja hanya merupakan salah satu dari ratusan bahkan ribuan karya cipta tabuh dan tari Bali yang menyemarakkan khasanah kesenian Bali dalam berbagai ragam bentuk.
Seni tabuh dan tari Bali memang tetap eksis dan berkembang, dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan dalam dan luar negeri berliburan ke Pulau Dewata.
Selain atraksi seni tabuh dari ISI Denpasar PKB kali ini juga dimeriahkan oleh 15 tim kesenian dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali, yang tampil secara maksimal dengan ekspresi dan karya cipta masing-masing sesuai tema PKB.
PKB yang kali ini mengusung tema "Kertamasa" yang mengandung makna dinamika masyarakat agraris menuju kesejahteraan semesta juga melibatkan tim kesenian Nusa Tenggara Timur (NTT) dan India.
Keragaman Seni
Koordinator pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-36 tahun 2014 Anak Agung Gede Raka menjelaskan, atraksi budaya memeriahkan pembukaan PKB kali ini disajikan dalam berbagai bentuk dan keragaman kesenian Bali dan Nusantara.
Penampilan duta seni dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali ditata sedemikian rupa untuk memberikan nuansa baru yang berbeda dengan kegiatan serupa tahun-tahun sebelumnya.
Penataan pawai itu diharapkan mampu memberikan nuansa baru menyangkut peserta, bentuk dan tata penyajiannya.
Pawai pembukaan PKB selain melibatkan duta seni dari delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini juga melibatkan instansi pemerintah dan perguruan tinggi, antara lain Kodam IX Udayana dan Kopertis Wilayah VIII.
Mereka memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pengembangan dan pelestarian seni budaya Bali, sekaligus menampilkan kreativitas dalam menyemarakkan aktivitas seni tahunan di Pulau Dewata.
Setelah penampilan Adi Merdangga dan Siwa Nataraja disusul tim kesenian Kodam IX Udayana yang untuk pertama kalinya berperanserta memeriahkan aktivitas seni tahunan di Bali, menyusul duta seni Kabupaten Karangasem, Buleleng, Jembrana dan Kota Denpasar.
Demikian pula tim kesenian Indian Culture, Kabupaten Gianyar, tim kesenian Kopertis Wilauah VIII yang meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur serta Kabupaten Tabanan, Badung, Klungkung, Bangli, tim kesenian NTT dan ditutup dengan penampilan drum band Universitas Udayana. (WDY)